Teori Perkembangan Anak

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bagan proses Pertumbuhan dan perkembangan anak  TEORI PERKEMBANGAN ANAK
Teori Perkembangan anak Menurut Teori :

TEORI KONSTRUKTIF
(Piaget dan Vygotsky)

Piaget dengan teori Kognitif nya menyatakan bahwa :
Anak memeproleh pengetahuan melalui interkasi dengan lingkungannya.
Konsep berpikir anak yaitu : Asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium

Asimilasi :
Mencocokan warta ke dalam sketsa (kategori) yang sudah ada. Contohnya: Jika seorang anak sudah tahu wacana seekor kucing, kemudian ditunjukan pola kucing yang lain, maka kucing yang berikutnya akan dicocokan dengan kucing yang sudah ada.

Akomodasi :
Menciptakan sketsa (kategori) gres lantaran tidak sesuai dengan sketsa yang sudah ada.
Contohnya: jikalau seorang anak sudah tahu wacana seekor kucing, kemudian ditunjukan pola harimau yang belum pernah dilihatnya, maka anak akan berfikir bahwa hewan yang berikutnya bukan kucing. Ibunya akan berkata "Nak, itu bukan kucing, tetapi harimau, lihatlah bedanya badanya lebih besar, suaranya juga berbeda".

Melalui fasilitas dan asimilasi terus menerus maka anak akhirnyamencapai struktur mental yang sanggup menggambarkan majemuk benda atau informasi.

Ekuilibrium :
Keseimbangan yang diperoleh dikala warta atau pengalaman dicocokan dengan sebuah sketsa atau sketsa gres yang diciptakan.
DisEkuilibrium
terhadap anak juga terjadi disekuilibrium yaitu keadaan mentaal dikala terjadi ketidak seimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
Ekuilibrasi
Karena itu harus terjadi ekuilibrasi yaitu proses perpindahan dari disekuilibrium ke ekuilibrasi. ekuilibrasi membuat anak memakai fasilitas dan asimilasi sebagai alat untuk mencapai ekuilibrium.


Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

1. Sensori-Motorik usia 0 - 2 tahun
Pada Usia ini pembentukan skemata melalui acara motorik menarik dirinya ke dunia luar obyek permanen, disebut sensorimotor lantaran pembelajaran anak hanya melibatkan panca indra. Pada permulaan tahap ini, bayi mempunyai lebih dari refleks yang dipakai untuk bekerja. anak berusia 2 tahun mempunyai pola sensori-motorik yang kompleks dan mulai berkomunikasi dengan suatu simbol yang primitif.
Terdapat enam subtahap perkembangan sensori-motorik, yaitu :
  • Reflek sederhana;
  • kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer;
  • reaksi sirkuler sekunder;
  • koordinasi reaksi sirkuler sekunder;
  • reaksi sirkuler tersier, pencarian, dan keingintahuan, dan
  • internalisasi skema.

2. Pra Operasional Usia 2 - 7 tahun
Tahap pra-operasional merupakan tahap awal pembentukan konsep secara stabil. Penalaran mental mulai muncul, egosentrisme mulai berpengaruh dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Piaget membagi tahapan praoperasional ini menjadi 2 bagian, yaitu subtahap Fungsi Simbolis (2 hingga 4 tahun) dan subtahap Pemikiran Intuitif (5 hingga 7 tahun).
Pada usia ini anak bisa merepresentasi mental (simbolik) Viguratif-hubungan searah, pembagian terstruktur mengenai awal, dan perkembangan bahasa.
Dalam tahap ini terdapat pembagian 2 subtahap yaitu :
a. Subtahap Fungsi Simbolis Usia 2-4 Tahun
  • Pada subtahap ini anak membuatkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.
  • Anak-anak kecil memakai desain corat-coret untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain. Namun demikian, gambar-gambar yang dibentuk biasanya penuh khayal dan daya cipta.
  • Pada subtahap ini berkembang pula egosentrisme, yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain. 
  • Selain egosentrisme, pada subtahap ini berkembang animisme. Animisme merupakan pemikiran yang berkeyakinan bahwa objek yang tidak bergerak mempunyai kualitas ”semacam kehidupan” dan sanggup bertindak. Apabila anak terbentur pintu, maka ia katakan ”Pintunya nakal”.
b. Subtahap Pemikiran Intuitif Usia 4-7 Tahun
  • Pada subtahap ini anak mulai memakai daypikir primitif dan ingin tahu tanggapan atas semua bentuk pertanyaan.
  • Pada tahap ini juga anak mengalami kesulitan untuk mengklasifikasikan objek menurut banyak kesamaan.
  • Pada subtahap ini berkembang pemikiran wacana ketidakmampuan dalam memahami aturan kekekalan (conservasion). Dari percobaan Piaget wacana air yang dituangkan di dalam gelas memperlihatkan bahwa anak pada masa praoperasional masih terkecoh dengan bentuk dan tingginya air pada suatu gelas.

3. Operasional Konkret Usia 7 - 11 tahun
Keterampilan klasifikasi, konsep ajaib tapi masih konkrit, konsep konservasi. Pada tahap ini anak mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal atau objek-objek yang konkret. Anak juga mencapai kemampuan mengkonservasikan 

4. Operasional Formal Usia 11 - 15/dewasa Tahun
Dalam tahap ini perkembangan pada usia ini anak sudah bisa untuk :
- Berfikir simbolik, inspirasi abstrak
- Memahami arti secara komprehensif
- Analisa sebab-akibat


TEORI SOSIOKULTURAL

Tahap-tahap Perkembangan Sosiokultural Menurut Vygotsky

Lev Vygotsky (1896 – 1934), jago psikologi Rusia mengungkapkan Perkembangan yang terjadi merupakan hasil interaksi sosial yang dialami anak dalam budaya yang unik serta latar belakang keluarga. Anak berkembang dalam dua jalan yaitu natural/ alami (biologis) dan budaya. Bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif. Proses mental yang tertinggi berkembang pada dikala anak membuatkan kemampuan bicara mereka dalam konteks latihan bicara.
Terdapat dua tingkat perkembangan yang terjadi pada anak yaitu :
  1. Tingkat pertama operasi ; tingkat dimana anak sanggup melaksanakan kiprah pemecahan problem secara berdikari – merupakan tingkat perkembangan aktual.
  2. Tingkat ke dua yaitu ketika anak sanggup melaksanakan kiprah yang sama dibawah bimbingan orang sampaumur atau teman sebayanya yang lebih terampil – merupakan tingkat perkembangan potensial.
Jarak antara kedua tingkat ini disebut the zone of proximal development. Inti dari berguru yaitu membuat zone of proximal development, yaitu berguru membangun banyak sekali proses perkembangan internal yang hanya sanggup dioperasikan bila anak berinteraksi dengan orang lain di dalam lingkungannya dan dalam kerjasama dengan teman sebayanya.


TEORI PSIKOSOSIAL 
 
Tahap-tahap Perkembangan Psikososial  (Erik Erikson)

Perkembangan psikososial berjalan melalui serangkaian tahapan, setiap tahapan terdiri dari tugas-tugas perkembangan khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis akan semakin sehat perkembangannya.Perkembangan psikososial berjalan melalui serangkaian tahapan, setiap tahapan terdiri dari tugas-tugas perkembangan khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis akan semakin sehat perkembangannya.

Dalam tahap perkembangan teori Psikososial Erik Erikson terbagi menjadi 4 tahapan yaitu :

1. Tahap Percaya vs Tidak Percaya (0-1tahun)
Kepercayaan anak berdasar pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis Kepercayaan dibangun jikalau ada pengasuh yang responsif
Contoh : Memeluk anak ketika menangis, Memberi makan, dll
Penting untuk landasan kekerabatan sosial anak selanjutnya. Jika tidak ada perhatian dari si pengasuh maka anak akan sulit percaya dengan orang lain.

2. Otonomi vs Malu dan Ragu (1-3 tahun)
Anak punya banyak kemampuan gres dan lebih mandiri. Contoh : makan sendiri, berjalan, dll.
Senang mencoba dan eksplorasi, namun belum terarah.  Contoh : memegang semua barang di sekitarnya.
Jika tidak ada kesempatan dari pengasuh anak akan merasa galau dan ragu dengan kemampuannya.

3. Inisiatif vs Perasaan Bersalah (3-6 tahun)
Anak suka mencoba hal gres dan menggandakan pekerjaan orang sampaumur Punya impian sendiri untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman.  Contoh : membantu ibu memasak di dapur. Jika ada larangan bahkan dimarahi maka akan terjadi anak merasa bersalah dan cenderung membatasi diri.

4. Produktif vs Rendah Diri (7-11 tahun)
Anak membuatkan keyakinan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Anak bekerja keras untuk menuntaskan tugas-tugas yang diberi. Jika gagal dan disalahkan oleh sekitar maka anak akan merasa rendah diri.


FASE PERKEMBANGAN ANAK
(Menurut Syariat Islam)

1. Bayi; Semenjak lahir - 2 tahun
Pada Pada masa ini orang renta perlu membuatkan kasih sayang dua arah.

2. Anak-anak (Thufulah); Usia 2 - 7 tahun
Masa untuk memperlihatkan dasar-dasar tauhid pada anak yang mendorongnya untuk bergerak melaksanakan sesuatu yang baik manurut Tuhan SWT.

3. Tamyiz; Usia 7 - 10 tahun
Masa awal anak dalam membedakan baik dan jelek melalui penalarannya. Pada masa ini anak perlu mendapat pendidikan pokok syariat.

4. Amrad Usia 10 - 15 tahun
Pada masa ini anak memerlukan pengembangan potensinya. Pada masa ini juga anak mencapai 'aqil baligh (akalnya sampai).

5. Taklif Usia 15 - 18 tahun
Pada usia ini anak harus tertanam rasa tanggung jawab. Baik pada diri, orang tua, ataupun lingkungannya.

Sumber : Disarikan dari banyak sekali sumber !!

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Teori Perkembangan Anak"

Posting Komentar