Komunikasi Dalam Pengasuhan Anak

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Pengertian komunikasi dalam pengasuhan anak usia dini yakni kekerabatan manusiawi antar individu baik lisan maupun non verbal, secara individu dan atau kelompok, sehingga terjadi saling memahami untuk membuat kekerabatan erat dengan anak usia dini, pengasuh, pengelola, dan orang tua.

Perkembangan keterampilan berkomunikasi merupakan kunci untuk pengendalian diri dan keberhasilan kekerabatan dengan yang lainnya.
Komunikasi produktif terjadi kalau para pelaku komunikasi sama-sama merencanakan taktik komunikasinya untuk saling memberi rasa nyaman dan puas dalam berkomunikasi.  Namun demikian, komunikasi produktif akan sulit atau jarang  sanggup  tercapai apabila pendidik lebih sering menampilkan gaya komunikasinya yang menonjolkan aspek otoritas dan kekuasaan. Karena contoh komunikasi yang adikara akan diserap oleh anak didiknya sehingga mereka akan tumbuh menjadi langsung yang otoriter. Dan ini akan menjadi lebih jelek lagi kalau contoh komunikasi serupa diterapkan oleh para orang renta di keluarganya .
Oleh karenanya,  dalam kaitan ini, marilah sejenak kita menyimak sebuah puisi hasil karya  Dorothy Law Nolte yang berjudul “Children Learn What They Live” yang diterjemahkan bebas oleh Jalaludin Rachmat dengan  judul :

Anak Belajar dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia mencar ilmu memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia mencar ilmu berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia mencar ilmu rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia mencar ilmu meratapi diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia mencar ilmu menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia mencar ilmu percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia mencar ilmu menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan mencar ilmu keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia mencar ilmu menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia mencar ilmu menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, dan persahabatan,
Ia mencar ilmu menemukan cinta delam kehidupan.

Bila ditilik isi puisi di atas, dalam kaitannya dengan komunikasi dan interaksi di dalam kelas, maka yang perlu menerima perhatian yakni bagaimana pemilihan serta penggunaan bahasa oleh para pendidik dalam berkomunikasi maupun berinteraksi dengan anak didiknya, dan bagaimana pendidik membuat situasi yang memperlihatkan kesempatan pada anak untuk menyebarkan kemampuan bahasanya.  Kesempatan ini sanggup dilakukan melalui kegiatan; bercakap-cakap, bercerita, dan tanya-jawab. Disamping itu pendidik juga harus menyediakan sarana pendukung perkembangan bahasa, yaitu alat permainan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak,  menyerupai boneka-boneka, mobil-mobilan, atau alat-alat di pusat bermain peran. 

Dengan demikian, maka  peran pendidik di sini yakni ‘guru bahasa“  dan bahkan dalam konteks yang lebih luas sanggup dikatakan bahwa orang renta adalah  “guru bahasa“  bagi anaknya. Hal ini sanggup dimengerti alasannya yakni dalam berinteraksi, kita memakai bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Oleh kesannya baik orang renta maupun pendidik memegang peranan penting dalam menciptakah situasi dan kondisi yang kondusif, sehingga contoh komunikasi produktif sanggup tercipta. Dalam hal demikian  para  pendidik  dituntut untuk memakai gaya bahasa dan contoh komunikasi yang sempurna sehingga tujuan komunikasi dan interaksi sanggup tercapai. 

Komunikasi sanggup berbentuk verbal: yaitu komunikasi dengan memakai kata-kata dan atau ungkapan, dan sanggup berbentuk non verbal: memakai isyarat, gerak tubuh, dan atau alat/media tertentu. Kedua bentuk komunikasi ini dipakai secara bergantian dan saling melengkapi dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan anak. 

Para andal menyatakan bahwa komunikasi orang renta dengan anaknya merupakan hal paling penting dalam kehidupan anak.
Komunikasi sangat penting untuk menjalin kekerabatan social. Dengan berkomunikasi kita sanggup mengetahui, memahami dan mencicipi pikiran atau perasaan orang lain.

Komunikasi dilakukan semenjak anak dilahirkan. Bayi melaksanakan komunikasi dengan orang-orang sekitarnya melalui tangisan dan gerakan tubuhnya. Bayi sanggup memahami komunikasi orang sekitarnya, dari bunyi yang didengarnya terutama bunyi ibunya serta mimik wajah yang dilihatnya. Anak yang lebih besar melaksanakan komunikasi dengan bahasa. Celotehan anak walaupun belum dimengerti merupakan awal anak membangun komunikasi dengan bahasa.

Selama berkomunikasi terjadi proses belajar. Komunikasi membangun kekerabatan dengan sekeliling bahkan dengan dunia. Dengan berkomunikasi sanggup saling mengenal,saling bertukar pikiran, saling memberikan perasaan, sehingga tumbuh rasa saling percaya, saling mencintai dan saling memahami.

Komunikasi yang baik membantu anak untuk menyebarkan kepercayaan diri, harga diri, dan memahami orang lain. Komunikasi yang baik membantu anak tumbuh menjadi orang cerdik balig cukup akal yang mempunyai perasaan yang baik perihal dirinya dan orang lain.

Komunikasi yang baik membangun kekerabatan yang harmonis, kerjasama dan merasa nyaman. Sebaliknya komunikasi yang jelek sanggup membuat anak tidak menyukai orang dewasa, munculnya konflik dan ketidak nyamanan. 

Komunikasi yang efektif mempertajam kepekaan terhadap lawan bicara. Memahami keberadaan anak memudahkan kita menjalin hubungan  yang lebih erat dengannya. Anak yang hidup dalam keluarga yang mempunyai komunikasi yang sehat sanggup terhindari dari sikap yang mendatangkan konflik.

Sesungguhnya dalam setiap proses komunikasi semua kemampuan anak sedang dibangun. Artinya kemampuan atau kecerdasan anak tidak dirangsang terpisah-pisah, tetapi utuh saling terkait.

Baca selengkapnya di sini !!
 

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Komunikasi Dalam Pengasuhan Anak"

Posting Komentar