7 Kalimat Yang Dihentikan Didengar Anak

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280


Berbagai duduk kasus rumah tangga, pekerjaan, hingga kenakalan anak tak jarang membuat Anda lepas kontrol dan marah. Bahkan tak jarang, bawah umur menjadi target kemarahan Anda, entah melalui perilaku ataupun kata-kata bergairah yang keluar dari lisan Anda. Hati-hati bila Anda sering kelepasan bicara ibarat ini.
"Kata-kata sanggup menjadi sumber inspirasi, tetapi juga sanggup melukai perasaan," ungkap Chick Moorman, penulis bukuParent Talk dan Spirit Whisperers.

Meskipun anak Anda menimbulkan banyak masalah, sebagai orangtua tak sepatutnya Anda melontarkan kata-kata yang menyakitkan bagi anak. Efek dari ucapan bergairah tersebut sering kali lebih merugikan daripada yang Anda bayangkan. Contohnya ibarat ini:


"Kalau nakal, Ibu akan meninggalkanmu di sini." Anda mengancam dan menakuti bawah umur dengan keinginan semoga mereka patuh pada perintah Anda. Perlu Anda ketahui, ketakutan terbesar bawah umur kecil ialah tersesat sendirian dan merasa tidak aman. Oleh sebab itu, tindakan Anda meninggalkannya sendirian akan menimbulkan trauma bagi dirinya.
Alih-alih mengancam dan menakuti anak, lebih baik katakan keinginan Anda dengan baik. Misalnya saat anak merengek minta mainan, katakan saja padanya, "Arka, kalau kau terus merengek ibarat itu, kita akan pulang sekarang. Tapi kalau kau tidak nakal, kita akan tetap di toko ini dan menentukan belanjaan bersama."
Alternatif lainnya ialah dengan beristirahat sejenak. Kenakalan anak dan kemarahan Anda mungkin saja merupakan tanda bahwa Anda atau anak butuh istirahat.

"Kamu seharusnya malu." Banyak orangtua yang beranggapan bahwa dengan mengungkapkan hal tersebut, anak akan aib dan akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun, anak kecil belum sanggup memahami rasa aib yang terjadi tanggapan kesalahan yang diperbuatnya. Oleh sebab itu, hal ini belum tentu pribadi berhasil. Jika terlalu sering menyampaikan hal ini, maka mereka hanya akan berpikir bahwa segala sesuatu yang dilakukannya selalu salah.

"Seandainya kau tidak pernah ada." Kalimat ini punya makna: "Ayah dan ibu tidak pernah menginginkanmu." Karenanya, kalimat ini tidak sepantasnya diucapkan oleh orangtua. Kalimat ini akan sangat menyakitkan, baik bagi si anak maupun orang lain yang mendengarnya. Terlepas dari kenakalan yang telah dilakukan anak, ia hadir sebab kehendak Anda dan suami. Maka, bersikaplah sebagai orangtua yang bertanggung jawab dengan mengasuh dan mendidik anak dengan baik, bukannya menyalahkannya sebab lahir di dunia.

"Kamu yang membuat Ibu bercerai." Tidak ada anak yang menjadi penyebab orangtuanya bercerai. Ketika kalimat ini diucapkan, maka secara tak pribadi Anda membuat bawah umur menanggung beban emosional seumur hidupnya. Bahkan saat Anda menjelaskan dengan penuh kehati-hatian ihwal perceraian, bawah umur akan merasa sangat bertanggung jawab atas keputusan Anda untuk bercerai. Anak akan beranggapan bahwa jikalau beliau bersikap lebih baik, maka Anda tidak akan bercerai. Meski tak terucapkan oleh anak, duduk kasus ini sering jadi duduk kasus yang serius.

"Kenapa kau tidak ibarat saudaramu yang lain?" Dengan menyampaikan hal ini, maka secara tidak pribadi Anda membandingkan bawah umur dengan saudaranya yang lain bahwa anak tidak cukup pintar, cukup baik, ataupun cepat berguru dibanding saudaranya. Pembanding ini juga akan meningkatkan persaingan antarsaudara meningkat, yang kelak akan merusak hubungan persaudaraan dan membuatkan keterpisahan. Terima setiap anak dalam keluarga Anda sebab mereka mempunyai keunikan dan keistimewaan sendiri. Bantu anak untuk melihat keistimewaan mereka dengan berfokus pada masing-masing individu tanpa memakai perbandingan.

"Biar Ibu yang menyelesaikan." Mungkin, maksud hati ingin membantunya menuntaskan pekerjaan rumah yang sulit dikerjakan. Namun, jikalau terlalu sering melaksanakan hal ini, maka Anda telah mengambil alih pekerjaan anak yang seharusnya sanggup dikerjakannya sendiri. Hal ini justru malah akan melemahkannya. Mengambil alih pekerjaan anak mungkin sanggup menghemat waktu Anda di masa sekarang, tetapi Anda meninggalkan beban di masa depan sebab anak jadi tak terbiasa mandiri.

"Ibu bilang begitu, ikuti saja." Kalimat ini memang terdengar ibarat perintah keras bagi anak. Namun, arti yang terdalam dari kalimat ini adalah, "Saya orang dewasa, dan kau anak-anak", atau "Saya pintar, dan kau bodoh", atau "Saya berkuasa, dan kau tidak", atau "Saya yang mengatur, dan kau yang harus mengerjakan." Penegasan ini akan membuat jurang yang lebar antara Anda dan anak.

Gaya bicara ibarat ini menimbulkan rasa kesal pada anak, bahkan mungkin rasa benci dan persaingan untuk berebut kekuasaan dalam rumah. Cobalah untuk memakai bahasa yang lebih baik untuk mengungkapkan ketidaksetujuan anak sehingga mereka lebih menghormati dan mengerti apa yang Anda rasakan.

Sumber : kompas.com 2012


Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "7 Kalimat Yang Dihentikan Didengar Anak"

Posting Komentar