ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Membacakan dongeng atau dongeng untuk anak kita mempunyai lusinan manfaat yang akan sangat mempunyai kegunaan bagi masa depan anak. Ikatan emosional yang terbangun akan memperkuat kecerdasan emosional, dengan dongeng yang dihadirkan akan merangsang daya imajinasi anak yang memupuk kreativitas dan ide-ide gres menjadi penemuan yang membawa manfaat bagi orang lain. Bercerita juga bertujuan menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam dongeng tersebut, sehingga anak sanggup menghayati dan menjalankan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa penelitian, membacakan dongeng dan dongeng kepada anak sangat bermanfaat untuk membantu tumbuh kembang kecerdasan anak. Dipercaya dengan 15 menit membacakan dongeng kepada anak, mulai dari lahir hingga usia 5 tahun, sama dengan menawarkan jutaan kalori gizi bagi otak anak yang sedang tumbuh berkembang pesat.Berikut beberapa manfaat membacakan dongeng untuk anak yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan mendengar anak
Pembiasaan mendengar yang diperoleh anak dikala sedang dibacakan dongeng oleh orang renta akan meningkatkan kemampuan mendengar anak. Anak akan menjadi orang yang sabar dalam hal berkomunikasi lantaran kemampuannya menjadi pendengar yang baik dalam banyak hal kelak ketika ia sudah dewasa.
2. Menjadi fondasi dasar kemampuan berbahasa
Dalam dongeng dan dongeng, anak dikenalkan dengan aneka macam kosakata dan istilah, struktur kalimat, ungkapan, dan peribahasa. Dengan seringnya anak dibacakan dongeng maka kemampuan berbahasa termasuk penguasaan kosa katanya akan bertambah. Kemampuan berbahasa ini juga menjadi dasar keterampilan komunikasi anak di masa datang.
3. Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
Dialog yang terjadi antara anak dan orang renta pada dikala membacakan dongeng akan menumbuhkan keberanian anak untuk berbicara, bertanya, dan mengungkapkan pendapat. Kegiatan membacakan dongeng ini juga menjadi fondasi dasar untuk mengajarkan kemampuan membaca.
4. Mengasah kebijaksanaan berpikir dan rasa ingin tahu
Jalan dongeng yang dituturkan menciptakan anak menghubungkan antara lantaran dan akibat, mencoba menebak final cerita, mengaitkan aneka macam kejadian, memahami abjad tokoh, yang jadinya mepertajam kebijaksanaan pikirannya. Jalan dongeng juga akan menerbitkan rasa ingin tahu.
5. Menanamkan minat baca dan menjadi pintu gerbang menuju ilmu pengetahuan
Kegiatan membacakan dongeng mengasyikan menumbuhkan kesukaan akan dongeng sehinga menciptakan anak tertarik mencari lebih banyak lagi melalui buku bacaan. Buku bacaan sendiri ialah gerbang menuju isu dan pengetahuan.
6. Menambah wawasan
Dalam dongeng biasanya banyak terselip dongeng aneka macam isu yang berharga, baik itu yang berkaitan dengan kebudayaan, nilai moral, bahkan isu yang berkaitan dengan sains atau ilmu social. Informasi yang diselipkan dalam dongeng akan diserap lebih efektif oleh anak lantaran disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
7. Mengembangkan imajinasi dan petualangan
Cerita membebaskan pikiran anak. Melalui cerita, hal yang tidaak mungkin. Berbagai situasi sanggup pula diciptakan melalui cerita. Ada naga yang bias terbang, tongkat ajaib, dan raksasa baik hati. Hal ini akan mengembangkan imajinasi anak serta membebaskanya dari rasa takut dari hal baru, mendorong anak untuk memandang dunia sebagai daerah yang mengasyikkan, dan menumbuhkan jiwa petualang, Imajinasi juga menumbuhkan kreativitas dan ide. Dan jangan lupa, bahkan Einstein pun mengatakan, "imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan".
8. Mempererat ikatan batin orang renta dan anak
Kegiatan membacakan dongeng kepada anak membangun interaksi yang positif antara orang renta dan anak, membuka jalur komunikasi yang terbuka dan akarab, membangun kepercayaan anak kepada orang tua, dan pada jadinya mempererat ikatan batin.
9. Meningkatkan kecerdasan emosional EQ
Kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ, diyakini merupakan modal kesuksesan yang lebih besar dibandingkan kecerdasan intelektual. Kecerdasan antara lain mencakup komunikasi, kemampuan berempati, kemampuan memotivasi diri, rasa percaya diri, dan sebagainya. Melalui pilihan dongeng yang tepat, aneka macam kemampuan di atas sanggup ditumbuhkan dalam diri anak. Kasih sayang dan ikatan yang terjalin antara orang renta dan anak melalui kegiatan ini juga membangun pengendalian emosi yang kuat.
10. Alat untuk menanamkan nilai moral, etika, dan membangun kepribadian
Dalam aneka macam dongeng dan bacaan yang dipilih orang renta sanggup menyelipkan pengenalan terhadap etika, moral, dan hukum bermasyarakat lainnya dengan cara yang tidak memaksa dan mengintimidasi
11. Menyelami aneka macam budaya yang berbeda
Cerita dan bacaaan yang dipilih orang renta seringkali menyelipkan aneka macam hukum serta kehidupan berbudaya di daerah yang berbeda. Dengan demikian, anak akan dikenalkan dengan aneka macam jenis kebudayaan.
12. Relaksasi Jiwa
Membacakan dongeng untuk anak sanggup menenangkan anak yang sedang rewel sekalipun. Terlebih kalau kebiasaan tersebut dimulai semenjak anak dalam kandungan. anak yang damai tentu saja akan menciptakan orang tuanya juga tenang.
Begitu pentingnya dan bermanfaatnya membacakan dongeng dan mendongeng untuk anak ibarat uraian diatas, sehingga disarankan kepada para para orang tua; ayah dan bunda yang belum melaksanakan untuk segera melaksanakan kegiatan membacakan dongeng ini untuk anak-anak, mari kita jalan kan kegiatan "Read a Story" yang sangat mudah, dimulai dengan membangun janji bersama antara ayah dan ibu untuk membacakan dongeng bagi anak. Tidak perlu lama, cukup sisihkan waktu 10 - 20 menit saja sehari, dan tanpa ayah-bunda sadari kegiatan itu menjadi terapi yang ampuh untuk meningkatkan kecerdasan dan mental, bukan hanya untuk kita tetapi juga anak kita.
Berikut beberapa kutipan pandangan dari beberapa tokoh penting wacana begitu ajaibnya imbas bercerita dan mendongeng bagi anak;
G.K Chesterton:
"Dongeng itu bukan sekedar imajinasi belaka, dongeng itu nyata: bukan lantaran menceritakan bahwa naga itu benar-benar ada, tapi lantaran bercerita bahwa ternyata naga juga bisa dikalahkan oleh kita".
Barbara K. Walker (The Art of the Turkish Tale):
"Menjadi insan sama halnya dengan menjadi seorang pendongeng. Komputer sanggup menghitung jumlah kata dalam sebuah cerita, mengoreksi kesalahan ketik, dan melaksanakan sejumlah perintah mekanik lainnya. Namun, komputer tidak bisa memahami isi cerita. Sebaliknya, belum dewasa akan salah menghitung jumlah kata, menciptakan banya kesalahan eja, namun mereka akan dengan gampang menceritakan kembali intisari sebuah cerita, dan menuturkan kisah kembali dengan bahasa mereka sendiri".
Harold Goddard (The Meaning of Shakespeare):
"Takdir dunia ini dikecilkan nilainya oleh kalah dan menang dalam sebuah peperangan. Namun, melalui dongeng hidup dan diyakini".
Muriel Rukeyser, American Poet:
"Alam semesta ini dibentuk dari kumpulan kisah, bukan dari kumpulan atom".
Matsumoto, anggota dewan pendidikan Tokyo
Metropolitan Government, pada seminar Anak, Buku,
dan Dunia Dongeng di Japan Foundation, jakarta:
"Membacakan buku bergambar bukan saja meningkatkan perkembangan bahasa dan kreativitas anak, tetapi juga menawarkan kesempatan pada orang renta dan anak untuk menyebarkan perasaan dan bisa mendekatkan adiri secara moral".
Lawrence Kutner, Ph.D., hebat jiwa psikiatri di Harvard, Amerika Serikat:
"Dongeng sanggup mengajak anak memasuki pengalaman hidup tanpa risiko. Anak juga sanggup memetik pesan yang tersirat dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh cerita".
Merril Hermin dalam bukunya berjudul How to Plan a Program for Moral Education:
"Bercerita aaatau mendongeng memungkinkan orang bicara tanpa memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Sebab setiap pendengar mempunyai kebebasan untuk oke atau tidak oke dan akan berusaha menempatkan posisinya dimana ia mau dalam bercerita itu. Selain itu, dongeng atau dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang anak. Ia akan berguru pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng tersebut, sehabis itu memilah mana yang sanggup dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang hingga dewasa".
Richard Gozney Duta Besar Inggris:
"Saat berusia 3-4 tahun, saya selalu didongengi orang renta dari buku dongeng anak-anak. Setelah bisa membaca, saya selalu "diantar" tidur oleh buku. Kebiasaan ini kini saya teruskan kepada belum dewasa saya".
Anonim :
"Anak yang tidak diajak bicara oleh pengasuh yang responsive tak akan berguru cara berbicara yang baik. Anak yang tidak memperoleh tanggapan akan berhenti bertanya. Mereka takkan menjadi insan yang punya rasa ingin tahu. Dan anak yang tidak didongengi dan dibacakan dongeng akan mempunyai lebih sedikit cita-cita untuk berguru membaca".
"Membacakan buku bergambar bukan saja meningkatkan perkembangan bahasa dan kreativitas anak, tetapi juga menawarkan kesempatan pada orang renta dan anak untuk menyebarkan perasaan dan bisa mendekatkan adiri secara moral".
Lawrence Kutner, Ph.D., hebat jiwa psikiatri di Harvard, Amerika Serikat:
"Dongeng sanggup mengajak anak memasuki pengalaman hidup tanpa risiko. Anak juga sanggup memetik pesan yang tersirat dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh cerita".
Merril Hermin dalam bukunya berjudul How to Plan a Program for Moral Education:
"Bercerita aaatau mendongeng memungkinkan orang bicara tanpa memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Sebab setiap pendengar mempunyai kebebasan untuk oke atau tidak oke dan akan berusaha menempatkan posisinya dimana ia mau dalam bercerita itu. Selain itu, dongeng atau dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang anak. Ia akan berguru pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng tersebut, sehabis itu memilah mana yang sanggup dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang hingga dewasa".
Richard Gozney Duta Besar Inggris:
"Saat berusia 3-4 tahun, saya selalu didongengi orang renta dari buku dongeng anak-anak. Setelah bisa membaca, saya selalu "diantar" tidur oleh buku. Kebiasaan ini kini saya teruskan kepada belum dewasa saya".
Anonim :
"Anak yang tidak diajak bicara oleh pengasuh yang responsive tak akan berguru cara berbicara yang baik. Anak yang tidak memperoleh tanggapan akan berhenti bertanya. Mereka takkan menjadi insan yang punya rasa ingin tahu. Dan anak yang tidak didongengi dan dibacakan dongeng akan mempunyai lebih sedikit cita-cita untuk berguru membaca".
Demikianlah manfaat dan pentingnya membacakan dongeng atau dongeng kepada anak, mari kita kembangkan kebiasaan membacakan dongeng untuk belum dewasa kita ini, biar bermanfaat.
Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
0 Response to "Manfaat 15 Menit Membacakan Kisah Dan Dongeng Kepada Anak"
Posting Komentar