ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Banyak para guru dan pendidik kini yang kurang memahami bahwa beberapa metode yang sedang berkembang kini ialah metode yang sudah usang diterapkan, pada kenyataan metode-metode yang ada cukup umur ini, merupakan pengembangan dari metode pendidikan yang dikembangkan dari teori-teori pendidikan dan perkembangan anak para andal jaman dulu. Salah satu teori tersebut ialah teori dari Metode Montessori. Metode Montessori ialah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di selesai era 19 dan awal era 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya hingga jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini ialah penitikberatan pada kegiatan pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan berguru anak dengan tingkat perkembangannya, dan kiprah kegiatan fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya ialah adanya penggunaan peralatan belajar sendiri (koreksi diri) untuk memperkenalkan aneka macam konsep.Walaupun banyak sekolah-sekolah yang memakai nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan brand dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.
Sejarah Metode Montessori
Dr. Maria Montessori membuatkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Dengan berdasar hasil kerja dokter Perancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang mempunyai aneka macam ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap belum dewasa ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Pada tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu sentra pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan bahan yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan membuatkan bahan gres yang bisa digunakan anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat pada bahan ini, kiprah utama guru adalah mengamati dikala anak menentukan bahan yang dibentuk untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah. Setelah mengamati perkembangan pada anak yang gres masuk SD, ia dan Mario (anaknya) memulai penelitian gres untuk menyesuaikan pendekatannya terhadap anak usia SD.
Menjelang ahir hayatnya, dalam buku From Childhood To Adolescence (Dari Masa Kanak-kanak ke Masa Remaja), Montessori membuat skema wacana pandangannya mengenai penerapan metodologinya bagi pendidikan jenjang menengah dan tinggi.
Dalam perkembangannya, metode Montessori ini banyak diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun risikonya ada juga penerapannya hingga jenjang pendidikan menengah yang dilakukan dengan penyesuaian perkembangan anak usia dewasa.
Ciri dari metode ini ialah penitikberatan pada kegiatan pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut “direktur” atau “pembimbing”). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan berguru anak dengan tingkat perkembangannya, dan kiprah kegiatan fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktek. Ciri lainnya ialah adanya penggunaan peralatan belajar sendiri (koreksi diri) untuk memperkenalkan aneka macam konsep.
Menurut Montessori, paling tidak ada beberapa tahap perkembangan sebagai berikut:
*Sejak lahir hingga usia 3 tahun, anak mempunyai kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai sanggup “menyerap” pengalaman-pengalaman melalui sensorinya.
*Usia setengah tahun hingga kira-kira tiga tahun, mulai mempunyai kepekaan bahasa dan sangat sempurna untuk membuatkan bahasanya (berbicara, bercakap-cakap).
*Masa usia 2 – 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai sanggup dikoordinasikan dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).
*Rentang usia tiga hingga enam tahun, terjadilah kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin mempunyai kepekaan indrawi, khususnya pada usia sekitar 4 tahun mempunyai kepekaan menulis dan pada usia 4 – 6 tahun mempunyai kepekaan yang anggun untuk membaca.
Implikasi Metode Montessori di Taman Kanak-Kanak
Anak taman kanak-kanak termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada umur 2-4 tahun anak ingin bermain, melaksanakan latihan berkelompok, melaksanakan penjelajahan, bertanya, menirukan, dan membuat sesuatu. Pada masa ini anak mengalami kemajuan pesat dalam keterampilan menolong dirinya sendiri dan dalam keterampilan bermain. Seluruh sistem geraknya sudah lentur, sering mengulangi perbuatan yang diminatinya dan melaksanakan secara masuk akal tanpa rasa malu. Di taman kanak-kanak, anak juga mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan bahasa, terutama dalam kosa kata. Hal yang menarik, belum dewasa juga ingin sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan tak banyak lagi mau tergantung pada orang lain.
Sehubungan dengan ciri-ciri di atas maka kiprah dalam tahapan perkembangan yang harus diemban belum dewasa adalah:
- Belajar keterampilan fisik yang dibutuhkan untuk bermain.
- Membangun perilaku yang sehat terhadap diri sendiri
- Belajar beradaptasi dengan teman sebaya
- Mengembangkan kiprah sosial sebagai lelaki atau perempuan
- Mengembangkan pengertian-pengertian yang dibutuhkan dalam hidup sehari-hari
- Mengembangkan hati nurani, penghayatan budbahasa dan sopan santun
- Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, matematika dan berhitung
- Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekaan diri.
Montessori menyampaikan citra kiprah guru dan imbas lingkungan terhadap perkembangan kecerdasan, sebagai berikut:
a. 80 % aktifitas bebas dan 20 % aktifitas yanag diarahkan guru
b. melaksanakan aneka macam kiprah yang mendorong anak untuk memikirkan wacana relasi dengan orang lain
c. memperlihatkan kesempatran untuk menjalin relasi social melalui interaksi yang bebas
d. dalil-dalil ditemukan sendiri, tidak disajikan oleh guru
e. atauran pengucapan didapat melalui pengenalan pola, bukan dengan hafalan
setiap aspek kurikulum melibatkan pemikiran
Montessori, menyampaikan bahwa pada usia 3-5 tahun, belum dewasa sanggup diajari menulis, membaca, dikte dengan berguru mengetik. Sambil berguru mengetik belum dewasa berguru mengeja, menulis dan membaca.
Usia Tahapan Perkembangan Menurut Mintessori
Peran Guru dalam Metode Montessori
Pada masa usia 2 – 6 tahun, anak sangat bahagia kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, alasannya ialah mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini juga mencul rasa ingin tahu yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk berguru hal-hal yang gres dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Guru dan orang bau tanah hendaknya menyampaikan tanggapan yang wajar. Sampai pada usia ini, belum dewasa masih suka menjiplak segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya.
Perlu diingat juga bahwa minat anak pada sesuatu itu tidak berlangsung lama, alasannya ialah itu guru dan orang bau tanah harus pandai membuat kegiatan yang bervariasi dan tidak menerapkan disiplin kaku dengan rutinitas yang membosankan. Anak pada masa ini juga akan berkembang kecerdasannya dengan cepat kalau diberi penghargaan dan kebanggaan yang disertai kasih sayang, dengan tetap menyampaikan pengertian kalau mereka melaksanakan kesalahan atau kegagalan. Dengan kasih sayang yang diterima, belum dewasa akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang penting ialah kontribusi kebanggaan dan penghargaan secara wajar.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibentuk adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, alasannya ialah pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut belum dewasa perlu dikenalkan dengan kemudahan dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.
Demikian sekelumit wacana metode Montessori, sejarah dan perkembangannya, agar bermanfaat untuk para orang tua, guru dan pendidik PAUD sekalian. terimakasih.
Sumber: Disarikan dari aneka macam sumber!!
referensi: Buku Metode Montessori (Panduan wajib untuk guru dan Orang bau tanah didik PAUD). Penerbit Citra
Pendidikan Tahun 2011.
Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
0 Response to "Metode Montessori"
Posting Komentar