Contoh Makalah Kuliah Mahasiswa : Bermain Dan Permainan Anak Paud

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Contoh Cover Makalah PAUD
 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk dan bimbingan serta hidayah-Nya, makalh ini sanggup kami selesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini yakni untuk memenuhi kiprah dari Mata Kuliah Perkembangan penerima didik.

Penulisan makalah ini sanggup selesai dengan baik berkat derma dan dukungan banyak sekali pihak yang senantiasa memotivasi dan kritik membangun. Oleh lantaran itu pada kesempatan ini penulis memberikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. .................................
2. .......................................
3. ..............................
4. ..........................................
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh lantaran itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaa lebih lanjut.
Meskipun ini sifatnya sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

............, ................2014


Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
C. Tujuan Pembuatan Makalah ………………………………….. 2
D. Manfaat Pembuatan Makalah ……………………………….. 2

BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakekat Bermain ……………………………………………… 3
1. Definisi Bermain ………………………………………….. 3
2. Karakteristik Bermain Anak ……………………………. 3
3. Tujuan Bermain atau Permainan ……………………… 3
4. Manfaat Bermain …………………………………………… 4
5. Pendapat Pakar Tentang Permainan …………………. 4

BAB III RAGAM PERMAINAN ANAK
A. Bermain Bebas ……………………………………………………. 7
B. Bermain Terpimpin ……………………………………………… 9

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 13
B. Saran ……………………………………………………………. 13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua gemar bermain terutama ketika kita masih kanak-kanak. Bermain yakni aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini yakni bekerja atau aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil. Bermain tidak memperdulikan hasil final tetapi yang lebih penting disini yakni proses bermain itu sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban. Bila anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah bermain.
Orang remaja mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”. Kendati bukan bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai potongan dari keseimbangan kehidupannya. Anak-anak dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain. Hal ini disebabkan perbendaharaan antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis. Bermain yakni sesuatu yang menyenangkan. Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita perhatikan saja wajah bawah umur bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang cerah dan berseri-seri, itulah bermain. Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka itu bukan lagi bermain.
Dengan ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melaksanakan acara bermain (justru) untuk mendapat informasi perihal dunia sekitarnya serta perihal siapa dirinya. Bermain memungkinkan bawah umur mengeksplorasi banyak sekali pengalaman dalam banyak sekali situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan bermain merupakan potongan yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua bidang kehidupan diantaranya meliputi fisik, intelektual, emosi, sosial.
Kegiatan bermain memberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah dan menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan. Dengan demikian diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang remaja yang optimistic dan kreatif dalam menghadapi kendala-kendala kehidupan.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yangsehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga sanggup dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah maupun rohaniah.
Para andal berkesimpulan bahwa anak yakni makhluk yang aktif dan dinamis. Kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian besar dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu merupakan kebutuhan anak. Bermain bagi anak yakni mutlak dibutuhkan untuk menyebarkan daya cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi, dalam suasana riang gembira.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan rumusan problem sebagai berikut :
“Apakah permainan bebas dan terpimpin sudah dilakukan di PAUD / Taman Kanak-kanak mengikuti hukum ada ?”

C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalh ini yakni untuk kiprah mata kuliah Pengembangan Peserta Didik.

D. Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat pembuatan makalah ini yakni :
Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan sanggup memperlihatkan pengalaman dalam meningkatkan ketrampilan menciptakan makalah dan bertambah wawasan perihal banyak sekali permainan.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakekat Bermain

1. Definisi Bermain

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :
a. Anak memperoleh kesempatan menyebarkan potensi-potensi yang ada padanya.
b. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual bahasa dan sikap (psiksososial serta emosional)
c. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik.
d. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

2. Karakteristik Bermain Anak

Karakteristik bermain anak antara lain :
a. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali bawah umur menciptakan hukum mereka sendiri.
b. Bermain dilakukan seperti kegiatan itu dalam kehidupan positif (bermain drama)
c. Bermain lebih memfokuskanpada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil final produknya.
d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.

3. Tujuan Bermain atau Permainan

Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
b. Melatih sikap ramah, suka bekerja sama memperlihatkan kepedulian
c. Menanamkan budi pekerti yang baik
d. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
e. Melatih anak untuk menyayangi lingkungan dan ciptaan Tuhan
f. Melatih anak untuk mengeri banyak sekali konsep moral yang mendasar, menyerupai salah, benar, jujur, adil dan fair

4. Manfaat Bermain Bagi Anak
Manfaat bermain bagi anak antara lain :
1. Bermain bermanfat mencerdaskan otak
2. Bermain bermanfaat mengasah panca indra
3. Bermain bermanfaat sebagai media terapi
4. Bermain memacu kreatifitas
5. Bermain bermanfaat untuk melatih empati
6. Bermain itu melaksanakan penemuan
5. Pendapat Pakar Tentang Permainan

a. Aristoteles
Berpendapat bahwa bawah umur perlu didorong untuk bermain dengan apa yang mereka tekuni remaja nanti. Pendidikan untuk anak perlu diadaptasi dengan minat serta tahap perkembangan anak.

b. Frohel (abad 18)
Menekankan pentingnya bermain dalam belajar. Menurutnya kegiatan bermain dan mainan yang dinikmati anak sanggup dipakai untuk menarik perhatian serta menyebarkan pengetahuan mereka.

c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)
Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu acara yang membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan emosional.
d. Montessori (1961)
Menggambarkan bila ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan merekontroksi sebuah kreativitas.

e. Sigmund Freud
Freud memandang bermain sama menyerupai fantasi atau lamunan. Melaluio bermain ataupun fantasi, seseorang sanggup memproyeksikan keinginan maupun konflik pribadi. Denagn demikian bermain mempunyai imbas katarsis yaitu anak sanggup mengambil kiprah aktif sebagai pemasaran dalam memindahkan perasaan negatif ke objek atau orang pengganti..
Freud memandang bermain sebagai cara yang dipakai anak untuk mengatasi masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap problem dan sarana mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain.

f. Frank dan Theresia Caplan, enam belas hakikat bermain antara lain yaitu:
1. Membantu pertumbuhan anak
2. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
3. Memberikan kebebasan anak untuk bertindak
4. Memberikan dunia khayal yang disukai anak
5. Mempunyai unsur berpetualang didalamnya
6. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
7. Mempunyai imbas yang unik dalam pembentukan kekerabatan antar pribadi
8. Memberikan kesempatan-kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
9. Memperluas minat dan pemusatan perhatian
10. Merupakan cara untuk memeriksa sesuatu
11. Merupakan cara untuk mempelajari kiprah orang dewasa
12. Merupakan dinamis untuk belajar
13. Menjernihkan pemikiran anak
14. Dapat distruktur secara akademis

g. Singer
Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan manusia, bermain memperlihatkan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu acara otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.

BAB III
RAGAM PERMAINAN ANAK

Aktivitas bermain merupakan suatu rangkaian perjuangan kegiatan di PAUD. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan pengaturan lingkungan bermain dan berguru serta alat-alat permaianan yang dibutuhkan. Di PAUD dikenal dua kategori bermain, yaitu bermain bebas dan bermain terpimpin.

A. Bermain Bebas
Dalam permainan bebas anak boleh menentukan sendiri kegiatan yang diinginkannya serta alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas merupakan bentuk bermain aktif baik dengan alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan. Saat bermain bebas bawah umur membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan. Kebebasan yang diberikan yakni kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.
Tugas guru dalam kegiatan bermain bebas yakni melaksanakan observasi terhadap bawah umur dan mendorong atau memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas baik didalam maupun diluar ruangan :

Didalam Ruangan
- Bermain Balok
Saat bermain balok bawah umur bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan biar sanggup bermain dengan kreatif. Di PAUD hendaknya disediakan beberapa set dan jenis balok, menyerupai balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang sanggup dimainkan dimeja (table blocks)
Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur kandang berwarna atau polos, yang sanggup dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.
- Bermain Alat Manipulatif
Alat manipulatif yakni semua alat permainan yang kecil dan sanggup diletakkan diatas meja sehingga menciptakan anak terampil bekerja dan menyebarkan daya pikirnya.
Berbagai macam alat permainan manipulatif yakni papan hitung, puzzle, mozaik, balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-manik, roncean, biji-bijian, tutup botol, sendok es krim, benda-benda plastik.

Diluar Ruangan
Halaman sekolah yakni daerah yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka sanggup bersosialisasi serta menyebarkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan alat lain yang disediakan menyerupai : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat, jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.

Ketika bawah umur bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat diperlukan. Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi bawah umur ketika bermain yang juga diadaptasi dengan luasnya area bermain.
Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan mempunyai banyak manfaat, antara lain :
1. Dapat dipindah-pindahkan
2. Tidak terlalu berat
3. Menarik untuk bawah umur yang tidak berani memulai sesuatu
4. Membantu bawah umur berguru dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan gerakannya secara berurutan
5. Memberi kesadaran akan ruang bagi badan anak sendiri
6. Mendorong anak mengambil resiko
7. Membantu guru mengenali bawah umur yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk memanjat, menyeimbangkan serta menyebarkan ketrampilan dalam acara motorik telah disusun.

B. Bermain Terpimpin

Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan dan alat permainan diciptakan ileh guru sendiri. Oleh lantaran itu gru Taman Kanak-kanak / PAUD harus kreatif mencipta (permainan dan alat) biar kegiatan pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami kejenuhan.
Aktifitas permainan terpimpin yang sanggup membentu guru mencipta permainan, antar lain sebagai berikut :
1. Permainan dalam lingkaran
2. Permainan dengan alat
3. Permainan tanpa alat
4. Permainan dengan angka
5. Permainan dengan nyanyian
6. Permainan bentuk lomba
7. Permainan mengasah panca indra

Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi perkembangan anak, yaitu berikut ini :
1. Permainan yang dirancang dengan baik sanggup menjadi sarana pengembangan kemampuan anak
2. Setiap anak mempunyai hak untuk mendapat pengalaman yang sehat dan bersifat positif
3. Anak-anak merupakan unsur terpenting dalam setiap permainan anak.
4. Anak mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi.
5. Perilaku bermain sanggup menghipnotis pandangan anak mengenai dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekelilingnya
6. Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara terencana untuk melihat dampaknya bagi perkembangan anak (baik positif maupun negatif)

Contoh aktifitas bermain terpimpin :
Permainan dalam lingkaran
- Sapu tangan dan bola
1. Bola yang dipakai yakni bola besar (ukuran bola kaki)
2. Anak-anak berdiri dalam bundar dengan jarak sekitar 1 meter
3. Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang berada dalam lingkaran
4. Anak yang berada diluar bundar berusaha menyentuh bola dengan sapu tangan yang dipegangnya, namun dihentikan menyentuh bawah umur yang mengoperkan bola
5. Anak yang mengoperkan bola berusaha biar bola yang dipegangnya tidak sanggup disentuh saputangan sehingga suasana menjadi riuh.
6. Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau sedang dioper) atau anak yang tidak sanggup menangkap bola yang dioper kepadanya harus keluar dari bundar dan menggantikan anak yang memegang saputangan.
7. Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran.
 
Permainan dengan alat
- Mana Sepatuku
1. Alat yang dipakai yakni sepatu bawah umur dan guru
2. Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan diletakkan diujung ruangan. Diujung lainnya dibentuk garis memanjang.
3. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis
4. Dengan adanya arahan guru anak terdepan berlari kearah sepatu berada, mencari dan menggunakan sepatunya
5. Demikian seterusnya hingga anak terakhir menggunakan sepatunya
6. Kelompok yang anggotanya terakhirnya selesai labih dulu menggunakan sepatu yakni kelompok yang menang.
7. Sepatu sanggup ditambahkan dengan sepatu bawah umur yang menonton. Guru selalu mengumpulkan kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari sepatunya.

Permainan tanpa alat
- Kata polisi
1. bawah umur duduk dalam bundar menghadap ke tengah
2. Ditengah berdiri seorang anak menjadi pemimpin
3. Anak tersebut memberi perintah kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah tersebut didahului dengan “kata polisi”. Misalnya, “kata polisi tepuk tangan 3 kali”
4. Bila pemimpin hanya menyampaikan “tepuk tangan 3 kali” bawah umur dihentikan mengikutinya
5. Bila ada yang melaksanakan perintah tersebut ia harus keluar dari bundar atau anak yang tidak melaksanakan perintah sesuai arahan atau salah melaksanakan “kata polisi” juga harus keluar dari lingkaran.
6. Begitu seterusnya hingga bawah umur habis
7. Kata polisi sanggup diganti dengan “kata bu guru” atau “kata ayah” sesuai kesepakatan bersama.

Permainan dengan angka
- Berbasis berdasarkan angka
1. Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak
2. Alat yang dipakai yakni kartu angka (1-10)
3. 10 anak maju masuk ke dalam bundar yang sudah disiapkan
4. Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai
5. Setelah anak mendengar aba-aba, bawah umur mengambil satu kartu angka, kemudian mulai mengatur barisan berderet ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang didapatnya
6. Kerjasama antar penerima sangat dibutuhkan untuk sanggup menuntaskan kiprah dengan baik
7. Agar ada tantangan sanggup dimainkan oleh 2 dan atau 3 kelompok sekaligus dan guru harus mempersiapkan beberapa set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun barisan dengan urutan yang benar merupakan kelompok pemenang.

Permainan dengan nyanyian
- Bermain sepatu
1. Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk bundar menghadap ke dalam dengan jarak 1,5 m
2. Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah satu anak sepatunya diganti sepatu guru
3. Dengan arahan guru, bawah umur mulai menyanyi dengan tempo biasa sambil menggeser sepatumya mengikuti irama lagu. Setelah lagu berakhir sepatu juga berhenti (satu putaran, lagu dinyanyikan 2 kali)
4. Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus berhenti bermain
5. Permainan dilanjutkan hingga hanya tertinggal satu pemain lagi. Makin sedikit jumlah pemain, lagu makin dipercepat.
Dan sebagainya.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada potongan sebelumnya diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa permainan merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak lantaran permainan merupakan dunia anak yang sanggup menunjang pada kehidupannya di masa depan lantaran di dalam permainan itu sendiri terdapat proses belajar.

B. Saran-saran

Disarankan kepada penulis selanjutnya untuk memperkaya lagi materi acuan yang dipakai untuk memperluas cakrawala ilmu yang didapat juga untuk memperkaya materi yang bisa dipelajari.

 
DAFTAR PUSTAKA

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Contoh Makalah Kuliah Mahasiswa : Bermain Dan Permainan Anak Paud"

Posting Komentar