Anak Kucing Di Atas Pelapon

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Cerita positif ini menjadi topik perdebatan seru dan menarik setiap kali saya ceritakan disela-sela menunjukkan bahan di pembinaan guru dan pendidik PAUD. Cerita ini mengilustrasikan citra ihwal bagaimana asal muasal anak yang nakal, dan sikap garang anak terhadap orang lain di sekolah. Anak-anak badung ini terutama yaitu belum dewasa dari lingkungan keluarga yang tinggal di tempat kumuh, perumahan rapat dengan latar belakang masyarakat yang berpendidikan rendah.

Saya beri saja judul ceritanya "Kucing di atas Pelapon".

Ceritanya : Kucing betina milik anak saya yang sudah beberapa bulan ini terlihat hamil, sudah melahirkan, perutnya sudah terlihat mengecil, tapi semula kami galau alasannya yaitu anaknya yang dilahirkan tidak terlihat dimanapun. Hingga balasannya anak saya menemukannya di belakang lemari buku. Ada 4 ekor anak kucing yang lucu-lucu, 2 ekor terlihat manis menyerupai ibunya mempunyai  belang 3 warna, yang menciptakan kami lebih kegirangan keduanya ternyata berkelamin jantan, berdasarkan orang-orang jikalau memiliki kucing jantan belang tiga akan menunjukkan keberuntungan alias hoki pada pemilik rumah.. katanya...entah betul atau tidak?.

Kamipun memindahkan kucing-kucing kecil itu keruang tengah, kami buatkan sangkar dari kardus bekas. Semula kucing-kucing itu terlihat nyaman di sana sampai besoknya kami jadi kaget kucing-kucing kecil itu beserta induknya tidak ada lagi dikandangnya. Kami menemukannya kembali di belakang lemari buku, si induk terlihat tegang dan terengah-engah menyerupai takut dengan sesuatu, ini terlihat juga dari tatapannya yang penuh curiga dan waspada kepada kami. Saya berfikir rupanya kucing-kucing ini tidak mau dipindahkan dari tempat rak buku ini, mungkin di sini lebih nyaman bagi mereka, balasannya sangkar yang kami buat, kami pindahkan ke situ.

Ketika esok harinya kami semua sangat terkejut! terutama anak saya murung sekali mendapati dua ekor anak kucing yang belang tiga mati, badannya penuh berlumuran darah, bahkan yang satunya sangat menggenaskan mati dengan kepala hampir putus. Sementara induk dan dua ekor anaknya yang lain tidak terlihat dimanapun. Kami sudah mencari sekeliling rumah tapi tidak kami temukan. 

Kembali ke TKP..(eh kaya bencana kriminalitas aja..hehe...) sehabis kami selidiki maut korban rupanya akhir perbuatan dari kucing jantan milik tetangga di depan komplek, dari data dan analisis lapangan di temukan memang sudah jadi kebiasaan dan aturan alam, kalo kucing jantan belang tiga yang lahir jarang yang sanggup bertahan hidup lama, alasannya yaitu niscaya kucing jantan besar akan memburunya untuk dibunuh, berdasarkan pengalaman orang-orang bau tanah katanya kalo kucing jantan belang tiga sudah remaja ia akan menjadi peguasa daerahnya, kegagahan dan ketampanannya akan memikat semua kucing betina, dan kekuatannya akan bisa mengusir kucing jantan lain, pokoknya ia akan menjadi raja segala raja kucing.... alasannya yaitu itulah kucing-kucing remaja menjadi resah dan takut sehingga berusaha membunuhnya saat kucing itu masih kecil...itulah aturan rimba rupanya.

Sejak bencana pembunuhan, kami sudah kehilangan kucing betina dan dua ekor anaknya yang tersisa, sudah kami cari kemana-mana tidak ditemukan, balasannya kami berkesimpulan kucing betina ini niscaya pergi jauh membawa anaknya ketempat yang lebih aman. Hingga suatu hari sehabis hampir dua ahad semenjak bencana saya mendengar ada bunyi yang absurd di atas pelapon rumah kami. Ketika saya periksa di situ ada seekor anak kucing berwarna kuning, dalam posisi yang gelap dan sempit dipelapon ia menatap saya dengan tajam, perlahan saya dekati dan saya raih untuk mengambil membawanya turun. Tapi sungguh tidak diduga kucing itu melaksanakan perlawanan, ia menyerupai siap menerkam, mencakar dengan lisan yang tebuka lebar, bunyi dari mulutnya terdengar mendesis terasa menakutkan. 

Saya berkesimpulan selama dua ahad di atas pelapon, mulai semenjak kucing ini masih kecil, ia harus berjuang untuk mempertahankan dirinya sendiri dari sesuatu, mungkin dari tikus-tikus besar yang sering terdengar berlari lewat di atas pelapon rumah kami itu.

Dengan handuk kecil barulah saya bisa menangkap anak kucing itu, membawanya turun dan memasukannya kedalam kotak yang sudah disediakan. Di bawah kami memeliharanya, tiga hari pertama kucing itu masih telihat ganas dan liar, tidak bisa disentuh sedikitpun, induknya tiba-tiba juga datang, dengan perlahan kami melaksanakan pendekatan, membiasakan mengelus kepalanya dan memegang badannya, sampai pada hari ke delapan barulah kucing kecil tersebut terlihat jinak dan mau digedong oleh anak saya.

Dari kisah pengalaman di atas, bisa bunda simpulkan sendiri, mengapa belum dewasa kita di sekolah ada yang bersikap liar susah diatur, memang perlu waktu dan kesabaran secara perlahan untuk membantu mereka untuk berubah...

...children are fireflies in the dark night....

Dari Postingan original by asolihinskb  - http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/, terimakasih sudah berkunjung.

Sumber https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Anak Kucing Di Atas Pelapon"

Posting Komentar