10 Ancaman Bicara Ihwal Agama Tanpa Ilmu

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
10 Bahaya Bicara Tentang Agama Tanpa Ilmu - Ilmy menjadi kasus wajib yang harus dituntut oleh setiap orang. Bahkan ayat pertama yang diturunkan yakni perintah kita untuk membaca, artinya kita disuruh untuk mempelajari, mempelajari apapun yang diridhoi oleh Tuhan SWT.

Kenapa menuntut ilmu itu wajib? Pertama memang ada hadis yang menyatakan demikian, Rasulullah bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah no:224, dan lainnya dari Anas bin Malik. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani]

Nah, sudah terang sekali bahwa menuntut ilmu itu wajib. Seandainya tanpa ilmu, tidak banyak yang bisa kita perbuat, setiap hari permasalahan selalu datang, kalau tanpa ilmu maka akan sulit bagi kita untuk menyelesaikan. Ada problem dengan keluarga, dengan istri, dengan anak, dengan bos di kantor, dengan orang tua, dengan tetangga, dengan sobat dan dengan yang lainnya.

Jika kita menghadapi masalah-masalah tersebut tanpa ilmu, maka pastilah justru problem akan bertambah dan bertambah lagi. Selain itu, bagi anda atau kita semua, kalau ingin memberikan sesuatu wacana islam, menyampaikan sesuatu ttg Allah, maka kita harus ada ilmu tentangnya, mengenai syariat maka kita harus ada ilmunya. Minimal kita pernah membaca atau mengetahui wacana hal itu, alasannya yakni kalau untuk menghafal dan mengingat dailnya secara detail mungkin tidak ada kemampuan kita ke sana, tapi minimal kita sudah coba.

Bahaya Bicara Tentang Agama Tanpa Ilmu

Ada 10 Bahaya Bicara Tentang Agama Tanpa Ilmu yang perlu sama-sama kita ketahui, berikut ini diantaranya:

Ilmy menjadi kasus wajib yang harus dituntut oleh setiap orang 10 Bahaya Bicara Tentang Agama Tanpa Ilmu

1.Hal itu merupakan kasus tertinggi yang diharamkan oleh Allah.

Alloh Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak insan tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu yang Tuhan tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Tuhan apa saja yang tidak kau ketahui (berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu)” (Al-A’raf:33)

Syeikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz rohimahulloh berkata: “Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu termasuk kasus terbesar yang diharamkan oleh Allah, bahkan hal itu disebutkan lebih tinggi daripada kedudukan syirik. Karena di dalam ayat tersebut Alloh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Dan berbicara wacana Alloh tanpa ilmu meliputi: berbicara (tanpa ilmu) wacana hukum-hukumNya, syari’atNya, dan agamaNya. Termasuk berbicara wacana nama-namaNya dan sifat-sifatNya, yang hal ini lebih besar daripada berbicara (tanpa ilmu) wacana syari’atNya, dan agamaNya.” [Catatan kaki kitab At-Tanbihat Al-Lathifah ‘Ala Ma Ihtawat ‘alaihi Al-‘aqidah Al-Wasithiyah, hal: 34, tahqiq Syeikh Ali bin Hasan, penerbit:Dar Ibnil Qayyim]

2. Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu termasuk dusta atas (nama) Allah.

Tuhan Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kau menyampaikan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Tuhan tiadalah beruntung. (QS. An-Nahl (16): 116)

3.Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu merupakan kesesatan dan menyesatkan orang lain.

Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Sesungguhnya Tuhan tidak akan mencabut ilmu dari hamba-hambaNya sekaligus, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’. Sehingga saat Tuhan tidak menyisakan seorang ‘alim-pun, orang-orang-pun mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh. Lalu para pemimpin itu ditanya, kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. (HSR. Bukhari no:100, Muslim, dan lainnya)
Hadits ini memberikan bahwa “Barangsiapa tidak cerdik dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan tanpa ilmu, dan mengqias (membandingkan) dengan akalnya, sehingga mengharamkan apa yang Alloh halalkan dengan kebodohan, dan menghalalkan apa yang Tuhan haramkan dengan tanpa dia ketahui, maka inilah orang yang mengqias dengan akalnya, sehingga dia sesat dan menyesatkan. (Shahih Jami’il Ilmi Wa Fadhlihi, hal: 415, karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr, diringkas oleh Syeikh Abul Asybal Az-Zuhairi)

4.Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu merupakan perilaku mengikuti hawa-nafsu.

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rohimahulloh berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka bahu-membahu dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Tuhan telah berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ
Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Tuhan sedikitpun (Al-Qashshash:50)” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)

5.Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu merupakan perilaku mendahului Tuhan dan RasulNya.

Tuhan berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mendahului Tuhan dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hujuraat: 1)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rohimahulloh berkata: “Ayat ini memuat budpekerti terhadap Alloh dan RosulNya, juga pengagungan, penghormatan, dan pemuliaan kepadanya. Alloh telah memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman, dengan konsekwensi keimanan terhadap Alloh dan RosulNya, yaitu: menjalankan perintah-perintah Alloh dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan supaya mereka selalu berjalan mengikuti perintah Alloh dan Sunnah RosulNya di dalam seluruh kasus mereka. Dan supaya mereka tidak mendahului Alloh dan RosulNya, sehingga janganlah mereka berkata, hingga Alloh berkata, dan janganlah mereka memerintah, hingga Alloh memerintah”. (Taisir Karimir Rahman, surat Al-Hujurat:1)

6.Orang yang berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu menanggung dosa-dosa orang-orang yang dia sesatkan.

Orang yang berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu yakni orang sesat dan mengajak kepada kesesatan, oleh alasannya yakni itu dia menanggung dosa-dosa orang-orang yang telah dia sesatkan. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapat pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HSR. Muslim no:2674, dari Abu Hurairah)

7.Berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu akan dimintai tanggung-jawab.

Tuhan Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kau mengikuti apa yang kau tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
Setelah menyebutkan pendapat para Salaf wacana ayat ini, imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Kesimpulan klarifikasi yang mereka sebutkan adalah: bahwa Alloh Ta’ala melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan asumsi dan khayalan.” (Tafsir Al-Qur’anul Azhim, surat Al-Isra’:36)

8.Orang yang berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu termasuk tidak berhukum dengan apa yang Tuhan turunkan.

Syeikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami menyatakan: “Fashal: Tentang Haramnya berbicara wacana Tuhan tanpa ilmu, dan haramnya berfatwa wacana agama Tuhan dengan apa yang menyelisihi nash-nash”. Kemudian ia membawakan sejumlah ayat Al-Qur’an, di antaranya yakni firman Tuhan di bawah ini:
وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ اللهُ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barang siapa yang tidak tetapkan berdasarkan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu yakni orang-orang yang kafir. (QS. 5:44)

9.Berbicara agama tanpa ilmu menyelisihi jalan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi rohimahulloh menyatakan di dalam aqidah Thahawiyahnya yang masyhur: “Dan kami berkata: “Wallahu A’lam (Allah Yang Mengetahui)”, terhadap perkara-perkara yang ilmunya samar bagi kami”. [Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393]

10.Berbicara agama tanpa ilmu merupakan perintah syaithan.

Tuhan berfirman:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kau berbuat jahat dan keji, dan menyampaikan kepada Tuhan apa yang tidak kau ketahui. (QS. 2:169)
Keterangan ini kami akhiri dengan nasehat: barangsiapa yang ingin bebicara problem agama hendaklah dia berguru lebih dahulu. Kemudian hendaklah dia hanya berbicara berdasarkan ilmu. Wallohu a’lam bish showwab. Al-hamdulillah Rabbil ‘alamin.
Sumber: Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari


Itulah 10 Bahaya Bicara Tentang Agama Tanpa Ilmu yang harus kita kutahui, mari kitaa menyebarkan ilmu dengan yang lainnya dengan cara membagikan artikel ini sebanyak-banyaknya.

Sumber http://bagaimana-islam.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "10 Ancaman Bicara Ihwal Agama Tanpa Ilmu"

Posting Komentar