ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Pada Usia emas anak, dimana dalam perkembangannya sangat dibutuhkan rangsangan-rangsangan terhadap otaknya melalui Tahapan masing-masing panca indra. Tahapan-tahapan berfungsinya panca indera itulah yang merupakan pembiasaan bayi terhadap setiap perubahan lingkungan yang merupakan potensi yang perlu di-observasi, di-eksplorasi dan di-kembangkan sehingga akan banyak memperlihatkan rangsangan pada syaraf sentra (otak) yang pada hasilnya otak akan bekerja dengan memperlihatkan respon. Banyaknya rangsangan terhadap aneka macam indera yang telah berfungsi akan menjadikan timbulnya banyak respon yang diberikan oleh otak. Hal ini secara tidak pribadi kita telah memperlihatkan latihan-latihan terhadap syaraf-syaraf yang ada diotak (brain training), sehingga pada hasilnya potensi-potensi yang terbentuk semenjak terjadinya konsepsi di dalam kandungan sanggup berkembang secara optimal.
Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari bagaimana kita memperlihatkan rangsangan terhadap otak itu. Semakin banyak dan bervariasinya rangsangan akan semakin mempertinggi pertumbuhan dan perkembangan otak itu sendiri (Shatz, 1997). Ahli neurobiologi ini menambahkan bahwa otak seorang anak yang tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya akan menderita. Penelitian yang dilakukan di Baylor College of Medecine telah menemukan bahwa anak yang jarang mendapat rangsangan dalam hal jarang diajak bermain atau disentuh perkembangan otaknya 20% - 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu (Nash, 1997). Dengan kata lain berarti pengalaman yang kaya pada seorang anak akan menghasilkan otak yang kaya pula.
Rangsangan terhadap ke lima panca indera Melalui pendekatan observasi, eksplorasi dan develop akan memperlihatkan latihan-latihan pada otak , sehingga diharapkan aspek fisik (kekuatan,ketahanan,tenaga ledak, kelincahan, keseimbangan, kelenturan, ketepatan dan koordinasi) dan aspek psikis (mental. Sosial, emosional dan intelektual) akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dan dalam rangka terus memperlihatkan rangsangan-rangsangan terhadap sumber potensi insan yang bertujuan menyebarkan porensi-potensi ke arah yang optimal, maka pendekatan observasi, eksplorasi dan develop juga memerlukan pengembangan yaitu penciptaan suatu permainan-permainan anak yang di dalammya mempunyai komponen-komponen yang mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis anak. Penelitian longitudinal yang dilaksanakan oleh penulis semenjak tahun 1993 sampai kini telah memperlihatkan bahwa dengan pendekatan observasi, eksplorasi dan develop telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang rata-rata lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara alamiah pada kelompok umurnya. Pertumbuhan dan perkembangan ini tidak saja terjadi pada aspek fisik , namun juga terjadi pada aspek psikis (Bambang, 1999).
Penerapan pendekatan observasi, eksplorasi dan develop akan lebih efektif hasilnya kalau dilaksanakan dalam bentuk permainan-permainan yang melibatkan aspek phisik dan aspek psikis. Sehingga kedua aspek yang dimiliki oleh seorang anak akan tumbuh dan berkembang secara simultan. Sesuai dengan tahapan usia seorang anak kita sanggup membuat bentuk-bentuk permainan dengan merumuskan terlebih dahulu aspek fisik apa dan aspek psikis yang mana yang akan dibuat dari seorang anak. Setelah aspek-aspek itu dirumuskan barulah kita sanggup membuat jenis permainan, memilih alat bermainnya. Oleh alasannya ialah permainan-permainan itu akan melibatkan fisik anak untuk bergerak maka pemahaman konsep perihal bagaimana anak itu mulai bergerak ialah hal yang mutlak harus kita dipelajari.
Referensi :
Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, Seri Mengembangkan Potensi Bawaan, Persiapan dan Saat Kehamilan, Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo-Gramedia Group, 2004.
Nash, J. Madeleine, Child Brain, Time Magazine, Edition February 3th , 1997.
Shatz, Carla, Child Brain, Time Magazine, Edition February 3, 1997
Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari bagaimana kita memperlihatkan rangsangan terhadap otak itu. Semakin banyak dan bervariasinya rangsangan akan semakin mempertinggi pertumbuhan dan perkembangan otak itu sendiri (Shatz, 1997). Ahli neurobiologi ini menambahkan bahwa otak seorang anak yang tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya akan menderita. Penelitian yang dilakukan di Baylor College of Medecine telah menemukan bahwa anak yang jarang mendapat rangsangan dalam hal jarang diajak bermain atau disentuh perkembangan otaknya 20% - 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu (Nash, 1997). Dengan kata lain berarti pengalaman yang kaya pada seorang anak akan menghasilkan otak yang kaya pula.
Rangsangan terhadap ke lima panca indera Melalui pendekatan observasi, eksplorasi dan develop akan memperlihatkan latihan-latihan pada otak , sehingga diharapkan aspek fisik (kekuatan,ketahanan,tenaga ledak, kelincahan, keseimbangan, kelenturan, ketepatan dan koordinasi) dan aspek psikis (mental. Sosial, emosional dan intelektual) akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dan dalam rangka terus memperlihatkan rangsangan-rangsangan terhadap sumber potensi insan yang bertujuan menyebarkan porensi-potensi ke arah yang optimal, maka pendekatan observasi, eksplorasi dan develop juga memerlukan pengembangan yaitu penciptaan suatu permainan-permainan anak yang di dalammya mempunyai komponen-komponen yang mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis anak. Penelitian longitudinal yang dilaksanakan oleh penulis semenjak tahun 1993 sampai kini telah memperlihatkan bahwa dengan pendekatan observasi, eksplorasi dan develop telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang rata-rata lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara alamiah pada kelompok umurnya. Pertumbuhan dan perkembangan ini tidak saja terjadi pada aspek fisik , namun juga terjadi pada aspek psikis (Bambang, 1999).
Penerapan pendekatan observasi, eksplorasi dan develop akan lebih efektif hasilnya kalau dilaksanakan dalam bentuk permainan-permainan yang melibatkan aspek phisik dan aspek psikis. Sehingga kedua aspek yang dimiliki oleh seorang anak akan tumbuh dan berkembang secara simultan. Sesuai dengan tahapan usia seorang anak kita sanggup membuat bentuk-bentuk permainan dengan merumuskan terlebih dahulu aspek fisik apa dan aspek psikis yang mana yang akan dibuat dari seorang anak. Setelah aspek-aspek itu dirumuskan barulah kita sanggup membuat jenis permainan, memilih alat bermainnya. Oleh alasannya ialah permainan-permainan itu akan melibatkan fisik anak untuk bergerak maka pemahaman konsep perihal bagaimana anak itu mulai bergerak ialah hal yang mutlak harus kita dipelajari.
Referensi :
Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, Seri Mengembangkan Potensi Bawaan, Persiapan dan Saat Kehamilan, Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo-Gramedia Group, 2004.
Nash, J. Madeleine, Child Brain, Time Magazine, Edition February 3th , 1997.
Shatz, Carla, Child Brain, Time Magazine, Edition February 3, 1997
0 Response to "Manfaat Latihan Otak (The Brain Training) Bagi Anak"
Posting Komentar