Keistimewaan Istigfar

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Istigfar dalah salah satu cara untuk memohon ampun kepada Tuhan SWT yang diucapkan secara lisan dengan hati yang sungguh-sungguh mengharapkan ridho dan ampunan Tuhan SWT.

Dalam kehidupan didunia ini kita sebagai umat insan yang tidak pernah luput dari yang namanya salah dan dosa. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk senantiasa bertaubat memohon ampun kepada Tuhan SWT akan dosa-dosa yang pernah kita lakukan selama ini.

Berikut salah satu bacaan istigfar untuk memohon ampunan Tuhan SWT.
Astaghfirullaahal-‘azhiim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul-qayyuum wa atuubu ilaiih
Artinya: Aku memohon ampun kepada Alllah yang maha Agung, tidak ada dewa melainkan dia, yang senantiasa hidup lagi mengurus segala sesuatu dengan sendiri-Nya. Dan saya bertaubat kepa-Nya.


KEISTIMEWAAN ISTIGFAR
Istigfar tidak hanya sebagai penghapus dosa, Tuhan sungguh maha kaya dan pemurah. Dijadikannya istigfar sebagai pembuka pintu rizki. Imam Al-Qurtu’i menyebutkan cerita dikala seseorang mengeluhkan gersangnya bumi kepada Al-hasan Al-basri, maka ia menyampaikan kepada ia nntuk beristigfar. begitupun yang mengadukan wacana kemiskinannya, istigfar pula balasan untuk kemiskinannya. Bahkan ada yang minta dido’akan biar memiliki anak ia menyuruh untuk banyak-banyak beristigfar. Aduan kekeringan perkebunan juga dijawab dengan ajuan beristigfar kepada Allah.

Hal tersebut sesuai dengan firman Tuhan yang artinya: “Aku (nabi Nuh) berkata (pada mereka). ‘beristigfarlah kepada rabb kalian, sungguh dia maha pengampun. Niscaya dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia(Allah) akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12) 

Bukankah terang ni’mat dan kebesaran Allah? Tidak hanya ampunan yang diperoleh, namun keberkahan rizki yang didapatkan sekaligus. Siapa yang sedang galau hatinya, kacau pikiranya gelap pandangannya hendaknya ia mengingat Allah, perbanyak beristigfar memohon ampunan sebab Rosull telah pula bersabda: “barang siapa memperbanyak istigfar. ‘niscaya Tuhan menunjukkan jalan keluar bagi setiap kesedihanya, kelapangan untuk segala kesempitanya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).

Siapapun berhak atas Keistimewaan Istigfar ini, siapapun selagi ia bersungguh-sungguh memohon ampun, selagi ia iklas memohon ampun bukan sebab mahluk atau tujuan duniawi seorang diterima permohonan ampunannya jikalau ia mengakui kesalahannya, dosa dan keburukan yang telah dilakukannya.

Penyesalan atas dosa dan tidak akan mengulangi juga menjadi syarat diterimanya istigfar. Bahka Rosull sendiri bersabda bahwa penyesalan itu sendiri ialah taubat. Dibutuhkan kesepakatan untuk menghindarkan diri dari dosa berusaha untuk beristiqomah dijalan Allah.
Maka tetaplah kau pada jalan yang benar, sebagaiman diperintahkan kepadamu, dan (juga) orang yang telah taubat beserta kau dan janganlah kau melampaui batas. Sesungguhnya Dia maha melihat apa yang kau kerjakan.” (QS. Huud: 112)  

Seseorang yang tidak bertekat untuk tidak mengulangi sebuah kesalahan maka sesunguhnya ia menyayangi maksiat. Mengaki taubat tapi kembali berjina beristigfar tetapi kembali bergucing, banyak-banyak memohon ampun tetapi kembali berbuat ulah. Apakah kita berani mendustakan dan azab Allah, “barang siapa yang meminum khamr (minuman keras), maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam. Jika ia bertaubat,maka Tuhan akan menerimanya. Namun, bila mengulangi lagi, pantaslah bila Tuhan memberinya minuman dari sungai khibaal. Ada yang bertanya “apa itu sungai khibaal?” ia menjawab “nanah penduduk neraka.” (HR. Ahmad)

Benarlah adanya bahwa ampunan Tuhan seluas samudra. Namun bila insan terjerumus dalam satu dosa lagi dan lagi, maka sesungguhnya hatinya telah kotor ditutupi oleh dosa hitam kemaksiatan. Setiap dosa yang kembali ia lakukan akan akan menutup hatinya dengan noda hitam, sampai hatinya tertutup tepat dari petunjuk kebenaran.

“sekali-kali tidak (demikian), bahu-membahu apa yang selalu ia usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthoffifin: 14).

Janganlah kita menjadi menyerupai orang yang diucapkan Imam Hasan Basri istigfar yang membutuhkan untuk di istigfari kembali. Istigfar hanya dimulut tanpa adanya tekat untuk melepaskan ikatan maksiat, berucap Astaghfirullaahal-‘azhiim tapi hatiinya berkeinginan untuk terus melaksanakan kemaksiatan. Maka istigfar ini membutuhkan istigfar lain. Dosa-dosa yang kecil akan meyusul dan mengumpul pada disa yang besar, Imam Al-Nawawi menegaskan bahwa istigfar yang tidak meninggalkan maksiat ialah taobatnya para pendusta.

Banyak jalan untuk menghapus dosa, Tuhan tidak membatasi perjuangan hambanya yang ingin higienis dari dosa sebab tidak ada yang tidak higienis dari dosa, sebab setiap keturunan Nabi Adam pasti berbuat salah.

Istigfar yang diucapkan sitiap waktu dan yang terutama diahir malam sanggup menghapus dosa-dosa yang kia lakukan atau sanggup menjadi pengganti kebaikan atas kesalahan yang terlanjur terjadi. Banyak kesalahan yang tanpa kita sadari sanggup menjadi pelebur dosa-dosa kita. Sungguh Tuhan maha pengasih dan penyayang. Dia tidak membuat manusa higienis dari disa namun Dia juga tidak memberatkan hambanya dengan menunjukkan fasilitas dalam bersedekah untuk menutup tambalan akan kekurangannya.
Demikian yang sanggup kami bagikan mengenai Keistimewaan Istigfar semoga bermanfaat dan semoga sehabis membaca arkel ini kita semua sanggup intropksi diri dari segala kesalahan dan segera memohon ampun kepada Tuhan SWT.

Sumber http://satuilmusejutaumat.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Keistimewaan Istigfar"

Posting Komentar