Cara Mendidik Anak Menyerupai Rasulullah

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Cara mendidik anak mirip Rasulullah, supaya anak menjadi baik dan benar. Rasulullah SAW yakni teladan umat muslim sedunia yang merupakan insan yang paling tepat akhlaknya. Sehingga dikatakan bahwa dia Rasul yakni al-Qur'an berjalan. Setiap orang renta pastinya menginginkan anaknya menjadi insan yang shaleh dan berpendidikan. yang menjadi permasalahannya yakni " Bagaimana cara Rasulullah mendidik anaknya supaya menjadi baik dan benar". Berikut ini merupakan salah satu pola yang mungkin bisa menjadi teladan buat kita semua.

Yaitu cara-cara mendidik anak yang dilakukan oleh Rasululah Nabi Muhammad SAW. Banyak orangtua yang tidak begitu memperhatikan pendidikan agama pada anak-anaknya sehingga mereka hidup tanpa tuntunan. Padahal agama memperlihatkan panduan lengkap dan cara yang benar mendidik anak. Melalui lewat goresan pena ini saya akan memperlihatkan citra terang perihal cara mendidik anak ala Rasullulah SAW. Semoga menjadi Kisah teladan yang bermanfaat bagi kita semua.

Anak menyerupai kertas putih, yang bisa ditulis dengan goresan pena apa saja. Peran orangtua sangatlah vital. Karena melalui orangtualah, anak akan menjadi insan yang baik atau tidak.Rasulullah SAW, sebagai teladan paripurna, telah memperlihatkan tuntunan bagaimana mendidik dan mempersiapkan anak. Dan hal yang paling penting yakni keteladanan dalam melaksanakan hal-hal yang utama. Inilah yang harus dilakukan orangtua. Bukan hanya memerintah dan menyalahkan, tapi yang lebih penting yakni memperlihatkan pola konkret. Secara simultan hal itu juga harus ditopang oleh lingkungan, pergaulan, dan masyarakat.

Pendidikan Islam benar-benar telah memfokuskan perhatian pada pengkaderan individu dan pembentukan kepribadian secara Islami. Semua itu dilakukan dengan derma lembaga-lembaga pendidikan Islam di dalam masyarakat daerah ia tinggal. Dan forum pendidikan Islam paling dini yakni orangtua dan keluarga, yang berperan sebagai madrasah pertama dalam kehidupan individu.

Selain itu juga masjid, sebagai forum agama yang berperan mendidik individu dalam meningkatkan kualitas kepercayaan kepada Tuhan SWT dan menumbuhkan sikap baik di dalam dirinya. Juga sekolah, sebagai forum pendidikan yang berperan membekali individu dengan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki dalam kehidupan ini.

Seorang anak menjalankan seluruh kehidupannya di dalam lingkungan keluarga, maka keluarga sangat bertanggung jawab dalam mengajari anak perihal banyak sekali macam sikap Islami. Keluarga juga bertanggung jawab untuk membekali anak dengan nilai-nilai pendidikan sosial yang baik.

 Rasulullah SAW yakni teladan umat muslim sedunia yang merupakan insan yang paling sempur Cara mendidik Anak Seperti Rasulullah
Yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam kehidupan anak yaitu pendidikan aqidah, kemudian pendidikan rukun iman, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlaq. Sangat penting diajarkan kepada anak bahwa sebaik-baik insan yakni mereka yang mempunyai akhlaq yang mulia. Dan itu juga ditopang dengan pola yang mereka temukan di dalam keluarga dan lingkungan.

Setiap anak muslim hendaknya diajari untuk selalu berakhlaq baik, mirip sikap ihsan, amanah, ikhlas, sabar, jujur, tawadhu, malu, saling menasihati, adil, membangun silaturahim, menepati janji, mendahulukan kepentingan orang lain, suci diri, dan pemaaf.

Akhlaq yang baik merupakan fondasi dasar dalam anutan Islam. Dan akhlaq yang baik diperoleh dengan berjuang untuk menyucikan jiwa, mengarahkannya untuk berbuat , dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Oleh alasannya yakni itu perbuatan ibadah tidak lain merupakan sarana untuk mencapai akhlaq yang baik. Dalam hal ini Rasulullah SAW yakni pola yang paling baik, teladan yang paripurna, dunia akhirat.

Ihsan
Ihsan yakni perbuatan insan dalam melaksanakan seluruh ibadahnya secara baik dan menjalankannya secara benar. Perbuatan ihsan juga terdapat dalam bentuk interaksi dengan siapa pun makhluk Tuhan SWT. Ihsan mempunyai beberapa pengertian: Bersungguh sungguh dalam berguru dan profesional dalam bekerja. Membalas keburukan orang-orang yang berlaku salah dengan kebaikan atau mendapatkan seruan maaf dari mereka. Menjauhkan diri dari sikap balas dendam dan memendam amarah (Setiap anak didik harus berguru memaafkan orang lain dan memperlihatkan nasihat yang baik dengan penuh hikmah). Mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW dalam mempunyai nilai moral yang tinggi dan menjadikannya pola utama dalam kehidupan ini.

Amanah
Amanah yakni memberikan hak hak kepada orang yang memilikinya tanpa mengulur-ulur waktu. Sikap amanah dalam dunia ilmu pengetahuan berarti berguru dengan tekun dan rajin, sedangkan sikap amanah dalam berinteraksi dengan sesama insan yakni dengan menjaga rahasia-rahasia mereka.
Sebelum Rasulullah SAW menjadi nabi, masyarakat Jahiliyah yang hidup di sekitar Rasulullah SAW selalu menjuluki dia dengan kata-kata Al-Amin, “orang yang terpercaya”. Itu alasannya yakni para rasul memang mempunyai sikap amanah, begitu pula dengan hamba-hamba Tuhan yang shalih.

Ikhlas
Seorang anak harus diajari untuk berbuat ikhlas, baik dalam melaksanakan pekerjaannya maupun proses belajarnya. Semua itu harus mereka laksanakan dengan ikhlas, demi mendapatkan ridha Tuhan SWT. Jangan hingga perbuatan tersebut dilandaskan pada sifat munafik, riya’, atau hanya mendapatkan kebanggaan dari orang-orang.

Sabar
Seorang anak harus berguru bahwa kesabaran yakni mendapatkan sesuatu yang tidak disenangi dengan jiwa yang lapang dan bukan dengan kemarahan atau keluhan. Sikap sabar sanggup termanifestasi melalui sikap, baik dalam melaksanakan ibadah maupun muamalah, serta menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.

Oleh alasannya yakni itu seorang mualim yang sabar akan mendapatkan hal buruk dan siksaan terhadap dirinya dengan sikap yang tetap sabar.

Jujur
Dalam menjalankan ibadah, muamalah, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, seorang mualim hendaklah berlaku jujur,hanya untuk mengharapkan ridha Tuhan SWT.

Seorang anak hendaknya diajarkan untuk mempunyai sifat jujur, baik di dalam perkataan maupun perbuatannya, sehingga setiap ucapan yang keluar dari mulutnya sesuai dengan realitas yang ada. Tidak berbohong di hadapan orang lain, alasannya yakni sifat bohong yakni satu ciri orang munafik.

Sifat jujur akan mendatangkan keberkahan dalam rizqi serta sanggup membantu seseorang mualim untuk meraih nurani yang tenteram dan jiwa yang damai.

Tawadhu’
Seorang anak hendaknya diajari bahwa tawadhu’ atau rendah hati hanya sanggup dicapai dengan menjauhkan diri dari sifat sombong di hadapan hamba Tuhan yang lain. Jalinlah relasi dengan fakir miskin, alasannya yakni doa mereka mustajab. Dan bergaullah dengan baik dengan siapa saja.

Usahakan untuk menjauhkan diri dari sikap angkuh, mengagung-agungkan diri, baik dengan memperlihatkan harta, mahkota, maupun ilmu pengetahuan. Jangan suka dengan puji-pujian yang hiperbola atau penghormatan di luar batas.

Salah satu sikap tawadhu’ Rasulullah SAW, dia sangat tidak suka orang-orang memperlihatkan kebanggaan kepada dia atau berdiri untuk memberi penghormatan kepada beliau. Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga tidak pernah membedakan diri dia dengan para sobat dia sehingga dia pun mengerjakanapa yang para sobat kerjakan. Rasulullah pun terbiasa bercanda dengan para sahabat, mendatangi mereka, bermain dengan putra-putra mereka, dan memulai untuk mengucapkan salam atau menjabat tangan para sobat terlebih dahulu.

Malu
Seorang anak hendaknya diajari bahwa aib yakni bab dari iman, yang sanggup mendekatkannya pada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Sikap aib akan mencegah seorang mualim untuk melaksanakan perbuatan dosa. Selain itu juga akan mengakibatkan seorang mualim untuk berbicara benar dalam banyak sekali kondisi. Rasulullah SAW yakni orang yang,sangat pemalu, sehingga dia tidak pernah berbicara kecuali yang baik-baik saja.

Saling Menasihati
Seorang anak hendaknya diajari bahwa nasihat yakni perkataan yang tulus, terlepas dari maksud-maksud tertentu ataupun hawa nafsu. Maka seorang mualim hendaknya memperlihatkan nasihat kepada mualim lainnya. Karena nasihat sanggup melepaskan seseorang dari api neraka. Sering memberi nasihat juga bab dari akhlaq para nabi dan rasul.

Adil
Seorang anak haruslah diajari bahwa keadilan yakni sifat utama, yang mana seseorang menempatkan sesuatu pada tempatnya. la haruslah menjunjung tinggi sifat kebenaran dan membela mereka yang terzhalimi.

Membangun Silaturahim
Silaturahim yakni berbakti dan berbuat baik kepada orangtua serta kaum kerabat. Di samping itu juga menjaga hak-hak para tetangga dan orangorang lemah. Semua itu dilakukan untuk mempererat ikatan relasi di antara keluarga dan untuk menumbuhkan rasa cinta di antara manusia. Yang termasuk dalam bab silaturahim yakni berlaku baik dan sopan dikala bertemu dengan kaum kerabat, serta menyambut kedatangan mereka dengan suka cita.

Silaturahim juga sanggup diartikan sebagai mendekatkan diri kepada Tuhan SWT melalui cara mengikatkan tali kekeluargaan, menyambut kedatangan para tetangga dengan suka cita, dan menampakkan wajah bahagia dikala bertatap muka dengan mereka. Tidak hanya itu, silaturahim juga sanggup termanifestasi melalui menjenguk orang yang sakit, dan membantu meringankan beban mereka.

Menepati Janji
Tanamkan rasa percaya kepada anak bahwa menepati kesepakatan yang telah dibuatnya merupakan salah satu tanda orang beriman, dan Tuhan SWT menyukai hal itu. Kalau ia tidak bisa menepatinya, ajarkan pula untuk minta maaf. Menyalahi kesepakatan termasuk dalam kategori perbuatan hina, alasannya yakni perbuatan itu hanya akan menghilangkan kepercayaan dan rasa hormat.

Mendahulukan Kepentingan Orang Lain
Ikhlas berkorban dan mendahulukan kepentingan orang lain termasuk dalam perbuatan-perbuatan yang utama dalam anutan Islam. Sikap ini terimplementasi dalam bentuk menyayangi orang lain, melayani kebutuhan kaum mualimin, berkorban demi kepentingan mereka, dan mempunyai keyakinan bahwa ikatan persaudaraan dalam Islam dan mendahulukan kepentingan sesama saudara mualim merupakan akhlaq mulia.

Oleh alasannya yakni itu marilah bersegera melaksanakan perbuatan wajib demi menerima ridha Tuhan SWT tanpa harus menunggu ucapan terima kasih. Dan mulailah mendahulukan kepentingan orang lain, alasannya yakni sifat itu sanggup membebaskan seorang mualim dari sifat egois.

Mari kita ajarkan kepada belum dewasa kita untuk berkasih sayang dengan sesama, terutama kepada orang-orang lemah dan tertindas. Tidak merendahkan atau menyakiti, apalagi mencela mereka. Hendaklah kita selalu bersikap lemah lembut kepada makhluk Tuhan yang lain. Kasih sayang akan mendatangkan cinta dan menyatukan hati. Sikap keras hanya akan memisahkan hati dan menumbuhkan kebencian.

Marilah kita membiasakan diri untuk meminta maaf kepada orang lain, memperlihatkan pertolongan dan manfaat untuk sesama dan mengakibatkan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan.

Suci Diri
Islam yakni agama yang mengajarkan kebersihan. Islam sangat menganjurkan kepada setiap individu mualim supaya selalu menjaga kebersihan badan, pakaian, dan daerah tinggal masingmasing.

Seorang mualim hendaknya menyucikan diri dari najis dan kotoran yang melekat pada pakaian atau badan, alasannya yakni dikala menghadap Tuhan SWT seseorang diharuskan bersuci. Ajaran Islam menganjurkan mempergunakan pakaian yang higienis dan yang terbaik untuk bersujud menghadap Tuhan SWT.

Pemaaf
Sifat utama lain yang kita ajarkan kepada belum dewasa yakni murah hati, pemaaf, dan berani alasannya yakni benar.

Pengetahuan ihwal Akhlaq yang Buruk
Kita juga harus memberi tahu kepada belum dewasa kita ihwal akhlaq yang buruk. Diharapkan dengan pengetahuan itu belum dewasa bisa menghindar dari hal tersebut. Sifat yang buruk itu mirip ghibah atau ngerumpi, yakni membicarakan keburukan-keburukan saudaranya sesama mualim dan orang yang dibicarakan itu tidak ada di hadapannya. Perbuatan ghibah itu bisa dalam bentuk perkataan, perbuatan, isyarat, ataupun sindiran.

Kemudian namimah, yaitu perbuatan seseorang yang menukil perkataan seseorang dan kemudian menyampaikannya kepada orang lain dengan tujuan mengobarkan api permusuhan di antara kedua orang tersebut. Akhlaq tercela lainnya mirip riya’, hasad, ucapan keji, sombong, penyindir, pemalas, marah, kikir, bohong, tamak.

Mereka yang berakhlaq baik biasanya hatinya akan dicondongkan kepada anutan agama. Praktis bagi mereka mendapatkan nasihat, dan selalu melaksanakan penilaian diri. Anak-anak yang tumbuh di tengah keluarga yang istiqamah mengerjakan perintah Tuhan SWT dan menghindari larangan-Nya insya Tuhan akan selalu dituntun-Nya dalam pendidikan dan kasih sayang-Nya.

Itulah beberapa pola cerita teladan Cara mendidik Anak mirip Rasulullah. Bagaimana cara Rasulullah mendidik anaknya supaya menjadi baik dan benar. Akan sangat baik kalau kita mengambil nilai positif dari cerita tersebut. Semoga Atikel ini bermanfaat dan menjadi cerita Teladan ini untuk kita semua.

Sumber http://tipscaramendidikanak.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Cara Mendidik Anak Menyerupai Rasulullah"

Posting Komentar