Tanda Dan Bukti Kenabian Muhammad Saw

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Assalamu'alaikum wr. wb... Apa kabar saudaraku seiman? Mengimani Nabi dan Rasul merupakan bab dari rukun ima yang enam. Tidak tepat seseorang sehingga dia mengimani adanya nabi dan rasul yang diutus oleh Yang Mahakuasa SWT. Yang Mahakuasa mengutus nabi dan Rasul pada zaman dan uma masing-masing. Namun, berbeda dengan Nabi Muhammad, ia yaitu Nabi tarakhir sekaligus epilog risalah para nabi dan diutus untuk semua umat dan seluruh dunia.

Nabi SAW diutus untuk menyempurnakan etika insan dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus yaitu jalan yang meng-Esakan Yang Mahakuasa SWT. Tidak menyekutukannya dengan apapun. Menjadikan Yang Mahakuasa sebagai sembahan yang tiada duanya. Itulah semurni-murni Akidah orang yang beriman.

Berikut ini yaitu uraian mengenai kenabian Muhammad SAW yang kita cintai dan kita berharap sanggup bertemu dengan ia kelak di darul abadi dan sanggup bercengkrama dengan ia SAW.

Fakta Kenabian Muhammad SAW 

 Mengimani Nabi dan Rasul merupakan bab dari rukun ima yang enam Tanda dan Bukti Kenabian Muhammad SAW
Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita akan mulai membahas argumen dari musuh-musuh Islam perihal Nabi Muhammad. Karena memusuhi Islam, tentu saja mereka tidak mendapatkan Muhammad S.A.W. sebagai seorang Rasul, jadi mereka harus mencari klarifikasi yang lain mengapa Islam menjadi demikian adanya, bagaimana gosip dalam Alqur'an menjadi demikian adanya, bagaimana kita menjelaskan kehidupan, ajaran Nabi Muhammad, dan Islam.

Dan orang yang pertama kali menentang Islam yaitu John dari Damaskus. John dari Damaskus yaitu seorang biarawan yang pertama kali menulis serangan kepada Nabi Muhammad. Tentu saja dalam kehidupan Nabi Muhammad dia mengalami banyak serangann dan makian oleh suku Quraisy tapi inilah serangan dalam bentuk goresan pena yang pertama diterima Nabi Muhammad, bahkan goresan pena John dari Damaskus ini masih ada hingga sekarang. 
John dari Damaskus menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya mengarang Islam, dia seorang pembohong, dan untuk menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an, John dari Damaskus menyampaikan bahwa Nabi Muhammad mendapatkannya dari pendeta-pendeta yang andal dalam bidang sejarah dan sekte Katolik tertentu. Makara inilah teori John dari Damaskus

Namun, beberapa penulis modern telah melaksanakan pendekatan yang sama tapi mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan "teori garis perak". Mereka menyampaikan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang mengarang-ngarang Islam tapi tujuannya baik. Dia mengarangnya alasannya kaumnya sedang dalam kondisi jelek dan dia ingin melaksanakan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia tetapkan bahwa menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan dewa-dewa yaitu cara terbaik untuk melaksanakan perubahan. 
Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan perihal bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan gosip yang terkandung dalam Alquran. Hal ini masih menyisakan dalil bahwa dia niscaya mengarangnya, dia niscaya mendapatkan gosip ini dari suatu tempat. Makara ini teori yang dikemukakan oleh beberapa penulis yang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Tuhan.

Penulis lainnya melaksanakan pendekatan yang berbeda. Mereka menilik kehidupan Nabi Muhammad dan mereka menyampaikan bahwa segala yang sanggup kita lihat perihal Nabi Muhammad dari karakternya, dari kepribadiannya, dari cara dia bersikap, yang dia tunjukkan kepada istrinya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang di sekitarnya, memperlihatkan bahwa orang ini benar-benar percaya bahwa dia yaitu utusan Tuhan alasannya dia tidak berperilaku dan tidak memiliki sifat layaknya seorang penipu.
Bahkan, dia dikenal di kalangan kaumnya alasannya sifat terpercaya dan kejujurannya. Bahkan julukan yang diberikan orang-orang Pagan Arab (Orang-orang Arab penyembah berhala) sebelum dia mengakui kenabiannya yaitu Al-Amin yang berarti orang yang jujur dan sanggup dipercaya. Dan karakteristik ini terus ditunjukkan Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Kita tidak menemukan kepribadian ganda atau kecerdikan bulus dalam kepribadiannya. Jadi mereka menyampaikan “Tidak mungkin Nabi Muhammad seorang pembohong, dengan begitu kami percaya bahwa dia berhalusinasi, dia menderita penyakit jiwa yang membuatnya percaya bahwa dia yaitu seorang nabi, tapi dia yaitu seorang yang jujur meskipun penyakit jiwanya membuat dia percaya seakan-akan dia yaitu rasul Tuhan.Itulah yang mereka klaim, dengan begitu mereka beropini bahwa Nabi Muhammad menderita semacam penyakit jiwa.

Sekarang, yang membuatnya menarik yaitu ketika kita membawa kedua klarifikasi ini dalam kehidupan nabi Muhammad, maka kita akan menemukan masalah. Dan masalahnya yaitu ketika kita membandingkannya satu sama lain, bahwasanya kedua teori ini saling bertentangan satu sama lain. 

Teori pertama menyampaikan bahwa kita harus menjelaskan gosip dalam Alqur’an. Kita harus menjelaskan pengetahuan yang begitu menakjubkan tentang teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya dijabarkan secara terang di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Darimana pengetahuan dan gosip ini berasal? Mereka menyampaikan bahwa Nabi Muhammad S.A.W berguru dari seseorang tapi pada kenyataannya Nabi Muhammad S.A.W. yaitu orang yang jujur dan sanggup dipercaya. Makara dengan kata lain, mereka harus menyampaikan di satu sisi bahwa dia pembohong, namun mereka harus menjelaskan gosip yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam teori kedua, mereka harus menyampaikan bahwa dia berhalusinasi alasannya itulah satu-satunya cara mereka sanggup menjelaskan kejujuran dan sifat sanggup dipercayanya. Tapi tentu saja seseorang tidak sanggup menjadi pembohong dan menderita sakit jiwa pada ketika yang bersamaan, kalian hanya sanggup menentukan salah satunya, tapi mereka butuh keduanya untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.
Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir bahwa anda yaitu utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, ketika anda berhadapan dengan masalah, anda tak berpikir “Oh, biarkan saya berpikir dan bertanya dulu pada orang yang memberiku informasi" entah itu seorang rabbi, pendeta, atau pengajar. Kalian tidak akan melakukannya alasannya kalian berpikir bahwa Tuhan akan mewahyukannya pada kalian. Makara seorang yang berhalusinasi tidak akan mencari gosip dari kawasan lain alasannya dia percaya bahwa Tuhan akan menjelaskannya pada mereka. Makara disini kita melihat ketidakmungkinan dari kedua teori ini dalam waktu bersamaan.

Tentu saja cara untuk menuntaskan teori yang berkonflik ini yaitu bahwa gosip dari Alqur’an yang bekerjasama dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain ada alasannya pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada alasannya dia memang utusan Tuhan. Faktanya, inilah cara yang paling masuk nalar untuk menuntaskan kedua teori yang bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-benar utusan Tuhan.

Sekarang saya hanya ingin memakai tiga kejadian dalam kehidupan nabi Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang sanggup kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca sejarah kehidupan nabi Muhammad yang sanggup dipercaya dan ditulis oleh seorang muslim. Saya yakin kalau anda bersikap jujur dan nrimo pada diri anda sendiri, maka anda akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.

Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil yaitu pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin alasannya merekalah orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.
Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka. Makara dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika kau ingin menjadi raja kami, kalau yang kau inginkan dengan memanggil orang-orang ke dalam agama Islam yaitu untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami. Jika yang kau inginkan yaitu uang, dengan begitu kami akan membuatmu menjadi orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan wanita, siapapun perempuan bagus yang anda inginkan dari suku Quraisy akan kami nikahkan denganmu. Dan kalau kau menderita suatu penyakit jiwa dimana kau merasa ada roh yang merasukimu, maka kami akan memberikanmu berapapun uang yang dibutuhkan dan melaksanakan apapun yang kami bisa hingga kau sembuh dari penyakit ini."

Jadi kalau kita memikirkan perihal ajuan ini, setiap ajuan yang bersifat duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala harapan duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah mendapatkan ajuan mereka dan merasa puas. Tapi apa balasan Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul disebutkan, “Wahai pamanku, kalau kamu memperlihatkan matahari di tanganku dan bulan di tangan yang lainnya, saya tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku tidak sanggup berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun kalau harus membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Makara jelas, Nabi Muhammad tidak termotivasi oleh hasrat duniawi.

Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?

Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan yaitu ketika Nabi Muhammad S.A.W. secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal yang luar biasa terjadi ketika dia bangun di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah kawasan dimana seseorang akan pergi dan bangun di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang kalau Mekkah sedang diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Makara Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang. Sehingga banyak yang datang, orang-orang dari setiap suku datang, dan kalau pemimpin suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan. 
Jadi ketika orang-orang telah berkumpul di hadapannya, Nabi Muhammad mulai menyebutkan nama suku-suku yang ada di Mekkah satu per satu Wahai suku A dan B, wahai suku C dan D” memanggil setiap suku dan lalu dia berkata “Aku telah tiba untuk memperingatkanmu dari eksekusi Tuhan yang sangat buruk.” Ketika salah satu paman Nabi Muhammad yang berjulukan Abu Lahab mendengarnya, dia mulai menghina Nabi, dia mencela Nabi Muhammad “Hai Muhammad, semoga wajahmu tertimbun pasir, inikah alasanmu membuang-buang waktu kami? Kami seharusnya telah menerima uang di pasar dan kamu membuang-buang waktu kami untuk mendengarkan ocehanmu ini?” Dan pada ketika itu, sebuah ayat Al-Qur’an turun, yang berbunyi “Tabbat yada abi lahabiw watab...” makna dari ayat ini jika diterjemahkan adalahKalian, wahai Abu Lahab dan istrimu, kalian berdua akan berada dalam api neraka alasannya kalian kafir.” 

Abu Lahab yaitu seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-orang semoga masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata “Muhammad yaitu pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan perkataannya, akankah kamu meninggalkan agama leluhurmu hanya alasannya ocehan Muhammad?” 
Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya. Padahal Abu Lahab sanggup menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Yang Mahakuasa dan Nabi Muhammad yaitu utusan-Nya. Kemudian dia sanggup menyampaikan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kamu lakukan dengan ayat Al-Qur’an yang menyampaikan saya akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?” Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.

Akankah seorang pendusta bersikap ibarat itu? Akankah seseorang yang mengarang-ngarang sesuatu mulai membuatkan kebohongan dengan risiko yang begitu besar? Seseorang yang berbohong dan menipu akan sangat berhati-hati ketika memanipulasi sesuatu, tapi ayat dari Al-Qur’an ini memperlihatkan kejujuran, ketulusan hati, dan kebenaran pesan Islam, yaitu untuk beriman kepada Yang Mahakuasa dan Rasulnya atau kalian akan mendapatkan azab dari Allah. Ketika Abu Lahab memprotes dan mulai menghina, maka ayat ini tiba dari Yang Mahakuasa kepada Nabi Muhammad. Jika anda hanya ingin menipu orang, saya rasa anda tidak akan melaksanakan hal ini, alasannya Abu Lahab sanggup saja berpura-pura masuk Islam untuk mematahkan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut.

Jadi ketika kita melihat kehidupan dan pedoman Nabi Muhammad, kita tidak melihat karakteristik seorang penipu dan pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka terkandung begitu banyak informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan terdapat ayat-ayat yang menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang gres saja ditemukan pada kala ini.

Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti yang kuat bahwa Nabi Muhammad niscaya seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah. 
Nabi Muhammad S.A.W  ingin mempunyai anak dan kesudahannya dia dianugerahi seorang anak yang rupawan yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim gres berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari. 
Bahkan pada hari itu, ketika orang-orang masih sangat percaya pada hal supernatural, mereka mulai berlari dari rumah-rumah mereka ketika mendengar kabar ini dan mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan matahari menjadi gelap alasannya ajal anak Nabi Muhammad. 
Sekarang bayangkan, kalau anda telah menghabiskan sekian tahun berbohong kepada orang-orang, mencoba menipu mereka atas nama Islam, tentu anda akan mengatakan, “Lihatlah, sudah kubilang pada kalian, ini yaitu bukti dari Tuhan” dan kalau anda sakit jiwa anda akan menyampaikan “Ya, inilah tanda dari Tuhan untuk memperlihatkan bahwa saya yaitu utusan-Nya.” Tapi apa yang Nabi Muhammad lakukan? Dia malah berkata pada mereka, “Ini hanyalah matahari dan bulan. Mereka terjadi alasannya kehendak Allah, proses alami yang telah Yang Mahakuasa ciptakan. Gerhana matahari atau gerhana bulan tidak terjadi alasannya ajal atau kelahiran dari siapapun, jadi ketika kalian melihat ini, berdoalah kepada Allah.

Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa? Apakah ini kata-kata seorang pembohong? Tentu tidak, inilah kata-kata dari orang yang sepenuhnya jujur, seorang utusan terakhir yang juga merupakan rasul penutup dari Tuhan, yang membawa petunjuk bagi umat insan hingga hari kiamat. 
Dan dari goresan pena ini, semoga anda sanggup meneliti dan membaca Al-Qur’an, berguru perihal kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan mendapatkan kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Yang Mahakuasa Sang Pencipta dan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu Rasul epilog dan terakhir dari Allah. Semoga rahmat Yang Mahakuasa dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama kebenaran. 

Assalammualaikum wr. wb.

Judul Asli: Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul?

Sumber http://bagaimana-islam.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Tanda Dan Bukti Kenabian Muhammad Saw"

Posting Komentar