2 Golongan Yang Dibenci Dalam Agama Islam

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280


2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM

2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM ini merupakan golongan yang salah dalam pandangan islam, dua golongan ini adalah:
Oranga yang memandang bahwa kekayaan yaitu sesuatu hal yang sangat penting, golongan ini akan mengakibatkan hartanya sebagai Illahnya atau Tuhannya.
Oranga yang dalam hidupnya tidak membutuhkan harta, dengan alasan bahwa harta akan menjerumuskan insan untuk lalai kepada Tuhan SWT. Mereka hidup diatas sedekahnya orang-orang kaya sehingga ia tidak sanggup menghidupi dan menafkahi anak dan istrinya.
Lalu bagaimana islam memandang mengenai dilema harta, apakah harta akan ditempatkan menjadi salah satu tujuan hidup atau harta akan dijadikan singa ganas yang sewaktu-waktu akan menerkamnya.


Al-qur’an telah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya kita menempatkan harta dalah kehidupan kita, insan diamanati dunia ini untuk dikelola sebaik-baiknya. Tuhan SWT berfirman dalam surat Al-qashash:77 yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah di anugrahkan Tuhan kepadamu (kebahagian) negeri ahirat, dan janganlah kau melupakan bahagianmudari (kenimatan) dan berbuat sepakat (kepada orang lain) sebagaimana Tuhan telah berbuat baik kepadamu, dan jangalah kau berbuat kerusakan di(muka ) bumi, sesungguhnya Tuhan tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Qs. Al-Qashash:77)

GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM ini berdasar pada ayat diatas yang menjelaskan bahwa insan meski memikirkan pentingnya kehidupanahirat tapi Tuhan juga menyinggung jangan hingga lupa dengan potongan kita didunia ini. Jadikan dunia ini sebagai kebun dengan tanaman-tanaman kebajikan yang akan kita tuai ketika kita menghadapi kehidupan ahirat.

Kita juga diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang lain dengann harta yang kita punya. Para ulama tafsir banya uang mengulas perihal harta kekayaan. Pada hakekatnya insan dikaruniai kekayaan oleh Tuhan SWT berupa harta dan benda sebagai sebuah amanah dan ujian yang harus dipergunakan sesuai dengan kehendak Tuhan SWT.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Berimanlah kau kepada Tuhan dan Rosul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Tuhan telah mengakibatkan kau menguasainya. maka orang-orang yang beriman diantara kau dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al hadid:7)

Harta yaitu salah satu komplemen dunia yang Tuhan jadikan sebagai ujian dari keimanan, sebagaimana firmanya yang artinya: “Harta dan bawah umur yaitu komplemen dunia, tetapi amalan-amalan yang infinit lagi saleh yaitu lebih baik pahalanya dari sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS.Al Kahfi:46)

Harta bukan tujuan hidup bagi insan namun hanya sebagai sarana atau bekal untuk beribadah kepada Tuhan SWT. “berangkatlah kau baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yyang demikian itu yaitu lebih baik bagimu kalau kau mengetahui.” (QS. At Taubah: 41)

Allah telah mengingatkan insan biar tidak tamak terhadap dunia. Tuhan telah membuat insan dalam watak menyayangi harta kekayaan, akan tetapi Tuhan SWT telah mengingatkan insan biar jangan terlalu hiperbola menyayangi hartanya yang akan mengakibatkan insan melupakan akan kekayaan Allah. Manusia tidak menyadari bahwa kekayaan yang diberikan Tuhan sebuah ujian yang nanti akan dimintai pertanggung jawabannya ketika insan menghadap Tuhan SWT.

Manusia banyak yang lupa dengan harta kekayaan yang ia miliki, sehingga ia terlena dengan hartanya yang mengakibatkan insan bersikap sombong dan kikir. Tuhan SWT berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya insan itu sangat ingkar tidak berterimakasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya insan itu menyakksikan (sendiri) keingkaranya dan sesungguhnya beliau sangat bahil sebab cintanya kepada harta” (QS. Al A’diayaat:6-8)

Allah juga berfirman dalam surat Al munafiquun ayat 9 “Hai orang-orang yyang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kau dari mengingat Allah, barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. AL munafiquun:9)

Ingatlah dengan azab Tuhan yang menimpa Qorun, Tuhan membenmkan hartanya kedalam bumi. Atau ingat pula dengan Salabah salah seorang sobat nabi yang awalnya beriman ketika miskin tetapi kemudian lupa diri ketika suudah kaya. 

Kecintaan insan terhadap harta akan melupakan insan pada maut Tuhan SWT berfirman dalam surat At taqasur ayat 1 hingga 8. :Bermegah-megahan telah melupakan kamu, hingga kau masuk kedalam kubur. Janganlah begitu, kelak kau akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kau akan mengetahui, janganlah begitu, kalau kau mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, pasti kau benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqiin. Kemudian kau pasti akan ditanyai pada hari itu perihal kenikmatan (yang kau megah-megahan didunia itu).” (QS. At Takaatsur:1-8)

Islam memerintahkan umatnya untuk mencari kekayaan, sebab dalam sariat islam ada ibadah yang menuntut dalam segi harta yang besar, misalnya ibadah haji dan umroh ke Mekah. Dalam Al-qur’an Tuhan memerintahkan insan mencari rizki dan berusaha dimuka bumi ini.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Apabila telah ditunaikan solat, maka bertebarablah kau dimuka bumi; dan carilah karunia Tuhan dan ingatlah Tuhan banyak-banyak supaya kau beruntung” (QS. Al Jumah:10)

Dalam surat lain Tuhan juga berfirman yang artinya: “Dia lah yang mengakibatkan bumi ini gampang bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah disegala penjurunya dan makanlah dari sebagian rizkinya.” (QS. Al Mulk : 15)
 
Kebanyakan orang pasti menginginkan kaya, gila kalau tidak bermimpi mempunyai harta yang banyak. Tapi hadis ini sanggup menjadi renungan: “Dari Abdullah bin Amr ra beliau berkata bahwa Rosullullah SAW bersabda: “sesungguhnya pada hari kiamat,orang-orang fakir kaum muhajirin akan mendahului orang-orang kaya memasuki nirwana dengan 40 tahun lamanya” (HR. Muslim). 

Orang kaya akan lebih usang dihisab sebab harus mempertanggungjawabkan semua harta kekayaanya dari mana ia memperolehnya, para ulama menafsirkan hadis ini, bahwa orang-orang fakir akan lebih dulu masuk nirwana meskipun miskin harta tapi pada hakekatnya kaya hati sebab keimanannya kepada Allah. Walaupun hidup seadanya ia tidak pernah mengaeluh akan kehidupan dunia, justru dengan kemiskinanya ia menjadi orang yang kona’ah atau merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan, ia menjadi orang yang sabar dan bersukur atas segala yang Tuhan berikan kepadanya walaupun sedikit serta menjauhkan dirinya dari sifat meminta-minta.

Tapi islam tidak melarang insan untuk kaya sebab pada jaman nabi banyak sobat nabi yang kaya menyerupai Abdurrahman bin A’uf, Abu Bakar, Umar Bin Khatab dan Usman bin Affan. Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka tidak merasa sombong sebab kekayaan mereka dihabiskan untuk perang dijalan Allah.

Harta merupakan potongan dari rizki yang telah Tuhan memutuskan pada setiap hambanya. Dari sebagian hamba dilebihkan atas sebagian yang lain, sehingga munculla istilah kaya dan miskin. Akan tetapi siapa bersama-sama yang dikatakan sebagai orang miskin?

Rosullullah SAW bersabda: “Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu yaitu rasa cukup yang ada didalam hati” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar menafsirkan hadis ini bahwa yang dimaksud dengan kekayaan jiwa yaitu orang yang kona’an terhadap apa yang Tuhan berikan, beliau tidak rakur dalam urusan mengumpulkan harta dan tidak pula ia meminta-minta kepada manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan kefakiran jiwa yaitu kebalikannya, beliau tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang telah diberikan Allah, dalam mencari harta ia selalu rakus dan menumpuknya  seakan-akan beliau dengan hartanya akan hidup kekal.
Rosullullah juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan yaitu “bukanlah orang ynng miskin itu orang yang meminta-minta kepada insan untuk diberi satu atau dua suap makanan, dan satu atau dua butir kurma, akan tetapi orang miskin yaitu orang yang tidak mempunyai rasa cukup dalam hatinya yang membuat dirinya tidak meminta-minta kepada orang lain dan orang yang tidak menyembunyikan keadaanya, sehingga orang berinfak kepadanya tanpa beliau meminta-minta.” (HR. Al Bukhari)

Kecukupan dalam hati akan tumbuh, keridhoan mendapatkan qo’da Tuhan dan berserah diri pada takdir Allah. Ia menyakini bahwa apa yang ada disisi Tuhan yaitu lebih baik.

Demikian Pemapara artikel mengenai 2 GOLONGAN YANG DIBENCI DALAM AGAMA ISLAM semoga bermanfaat dan biasa diambil hikmahnya. amin

Sumber http://satuilmusejutaumat.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "2 Golongan Yang Dibenci Dalam Agama Islam"

Posting Komentar