10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
1O Kesalahan dalam mendidik anak tercinta. Tidak sedikit orang bau tanah yang sebetulnya sudah mengetahui, bahwa pendidikan untuk anak ialah tanggung jawab yang sangat besar, namun ternyata pada kenyataanya, berbagai orang bau tanah yang masih melalaikan serta menganggap spele permasalahan ini. Yang pada balasannya lantaran kesibukan malah mengabaikan pendidikan anak, bahkan tidak sedikit memperlihatkan perhatian untuk perkembangan anak mereka.

Orang bau tanah gres sadar, sesudah bawah umur mereka melaksanakan perbuatan durhaka, menyerupai anak yang suka melawan kepada orang tua, sikap dan perilakunya menyimpang dari hukum agama serta banyak melanggar hukum sosial, dan anehnya justru tidak sedikit orang bau tanah yang justru malah menyalahkan sepenuhnya hal tersebut kepada anaknya. Ternyata masih banyak orang bau tanah yang tidak menyadari betul, kalau bekerjsama sikap mereka yang justru mengabaikan pendidikan utuk anak-anaknya itulah yang jadi penyebab utama sehingga tumbuhlah abjad serta prilaku atau sikap durhaka pada anaknya tersebut.

Kesalahan dalam cara mendidik anak itu sangat bermacam-macam bentuknya, dan tidak disadari kesalahan itulah yang memberi andil tumbuhnya sikap serta prilaku durhaka anak kepada orang tua, atau yang biasa disebut sebagai kenakalan remaja.

Berikut ini 10 Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

    O Kesalahan dalam mendidik anak tercinta 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak
  1. Menumbuhkan rasa takut dan minder pada anak. Adakalanya pada dikala anak menangis, kita menakut-nakuti mereka semoga berhenti menangis. Kita takuti mereka dengan citra hantu, jin, bunyi angin dan lain-lain. Dampaknya, anak akan tumbuh menjadi seorang penakut : Takut pada bayangannya sendiri, takut pada sesuatu yang bekerjsama tidak perlu ditakuti. Misalnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri lantaran seringnya mendengar cerita-cerita wacana hantu, jin dan lain-lain.  Hal yang lebih parah lagi dan mungkin tidak disadari, yaitu orang bau tanah sudah menanamkan rasa takut kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap hening dan menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru menakut-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-besarkan masalah. Akibatnya, bawah umur semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.
  2. Mendidiknya menjadi sombong, panjang lidah, congkak terhadap orang lain. Itu dianggap sebagai sikap pemberani. Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-tengah, tidak hiperbola dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya : takut berbohong, lantaran ia tahu, jikalau Tuhan tidak suka kepada anak yang suka berbohong, atau rasa takut kepada hewan buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak takut dalam mengamalkan kebenaran.
  3. Membiasakan nnak-Anak hidup foya-foya, bermewah-mewah dan sombong. Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Mendidik anak menyerupai ini sanggup merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakah muru’ah (harga diri) dan kebenaran.
  4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak Sebagian orang bau tanah ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya si anak minta tas gres yang sedang trend, padahal gres sebulan yang kemudian orang bau tanah membelikannya tas baru. Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala permintaanya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa membelanjakan uangnya dengan baik.
  5. Selalu memenuhi seruan anak ketika menangis, terutama anak yang masih kecil. Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya lantaran suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis. Akhirnya, orang bau tanah akan segera memenuhi permintaannya lantaran kasihan atau semoga anak segera berhenti menangis. Hal ini sanggup menimbulkan sang anak menjadi lemah, cengeng dan tidak punya jati diri.
  6. Terlalu keras dan monoton dalam menghadapi anak dan melebihi batas kewajaran. Misalnya dengan memukul mereka sampai memar, memarahinya dengan bentakan dan cacian, ataupun dengan cara-cara keras lainnya. Ini kadang terjadi ketika sang anak sengaja berbuat salah. Padahal ia (mungkin) gres sekali melakukannya.
  7. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran Ada juga orang bau tanah yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, sampai anak-anaknya merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada balasannya mendorong bawah umur itu untuk mencari uang sendiri dengan bebagai cara. Misalnya : dengan mencuri, meminta-minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang bau tanah yang tega menitipkan anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban dirinya. Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, lantaran merasa tidak bisa membiayai hidup. Naa’udzubillah mindzalik
  8. Tidak Mengasihi Dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih Sayang Diluar Rumah Hingga Menemukan Yang Dicarinya. Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menimbulkan bawah umur terjerumus ke dalam pergaulan bebas –waiyadzubillah-. Seorang anak wanita misalnya, lantaran tidak mendapat perhatian dari keluarganya ia mencari perhatian dari pria di luar lingkungan keluarganya. Dia merasa bahagia mendapat perhatian dari pria itu, lantaran sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan kehormatannya demi cinta semu.
  9. Hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya anak. Banyak orang bau tanah yang mengira, bahwa mereka telah memperlihatkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Banyak orang bau tanah merasa telah memperlihatkan pendidikan yang baik, masakan dan minuman yang bergizi, pakaian yang manis dan sekolah yang berkualitas. Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya semoga beragama secara benar serta berakhlak mulia. Orang bau tanah lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi bahan saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Bila kasih sayang tidak di dapatkan dirumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.
  10. Terlalu berprasangka baik kepada anak. Ada sebagian orang bau tanah yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya. Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal sobat akrab anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya. Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena peristiwa alam atau tanda-tanda menyimpang, contohnya terkena narkoba, barulah orang bau tanah tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa hanyalan penyesalan tak berguna.
Itulah diantaranya sepuluh kesalahan dalam mendidik anak yang kerap kali dilakukan oleh para orang tua. Mungkin kita juga tidak menyadari telah melakukannya. Oleh lantaran itu, marilah kita sebagai orang bau tanah hendaknya selalu berusaha semoga terus menerus berguru dan mencari ilmu, terutama yang ada kaitannya dengan pendidikan anak.

Supaya terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menimbulkan kesalahan fatal dan berakibat jelek bagi masa depan bawah umur kita. Jangan lupa untuk selalu berdo’a, semoga senantiasa bawah umur kita bisa hidup menjadi generasi muda yang shalih dan shalihah dan berakhlak mulia, yang bermanfaat bagi sesamanya.

Sumber http://tipscaramendidikanak.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak"

Posting Komentar