Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak Dalam Islam

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam - Memiliki anak yang sholeh dan sholeha yaitu dambaan semua orang tua, tapi terkadang itu hanya sebatas angan-angan, orang bau tanah ingin anaknya menjadi anak yang berbakti, kelak mendoakan mereka sehabis meningglal, menjaga nama baiknya, meneruskan urusan orang tuanya, da sebagainya.

Itu mungkin beberapa citra harapa orang bau tanah kepada anaknya, namun dalam praktiknya sungguh sangat berbeda, kalau ingin mendapatkan akan yang sholeh maka anda harus mengajarkan nilai-nilai semenjak dini, bahkan dikala menentukan istri, berafiliasi dengan istri dan selama masa kehamilan, hingga dia lahir dan tumbuh. Namun kali ini yang akan kita bahas hanya mengenai pendidikan anak. Untuk yang lain-lain akan kita bahas lain waktu. Baik, mari kita ulas Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam, berikut ini.

Cara Mendidik Anak Sholeh dan Sholeha

Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak anak sholeh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada usia dini, seorang anak akan lebih gampang untuk mendapatkan perubahan ketimbang ketika ia telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa pembentukan jati diri, pola pikir dan watak sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memperlihatkan kiprahnya secara optimal. Orangtua harus bisa memperlihatkan efek faktual kepada sang anak. Isilah kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang dalam proses pembentukan tersebut dengan nilai nilai yang baik. Orang bau tanah harus sanggup menjadi filter bagi aneka macam unsur negatif yang sanggup merusaknya. Jangan hingga sang anak justru memperoleh pengaruh-pengaruh negatif dari luar.

Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah hendaknya dilakukan semenjak dini. Saat memorinya belum tercemar dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda sanggup mulai membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan anak anda semenjak dini:

1.Bangunkan shubuh semenjak balita

Bangun pada waktu shubuh yaitu sebuah acara yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh semenjak balita yaitu langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebagai sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami

Lingkungan dan pergaulan yaitu salah satu faktor penting dalam pembentukan huruf seorang anak. Maka, dalam hal ini anda sanggup memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.

3.Jangan egois!

Orang bau tanah yaitu teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan mengakibatkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid

Bawalah anak anda untuk melaksanakan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.

5.Perkenalkan batasan aurat semenjak dini

Umumnya, cara berpakaian kita dikala ini yaitu kebiasaan yang sudah kita bawa semenjak kecil. Seorang anak dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat semenjak dini, insya Tuhan keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak berdasarkan aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat

Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan melewati masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami
Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami menyerupai lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain. Maksimalkan membaca AL Alquran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV

Hendaknya, orang bau tanah tidak membiasakan menonton program TV bersama anak yang tidak mengandung unsur pendidikan kepada anak, contohnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung

Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara eksklusif kepada anak anda semenjak dini. Sampaikan dengan bahasa-bahasa yang menarik, contohnya melalui sebuah cerita.

10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan ayat Al Alquran ketika kita memperlihatkan pesan yang tersirat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sobat setia baginya

Perkecil memperlihatkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sobat dekatnya. Jadilah daerah curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah, yang jadinya akan memperlihatkan solusi yang salah pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan

Nuansa hangat dan serasi dalam keluarga akan memperlihatkan kenyamanan bagi seluruh anggotanya, termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya efek jelek dari luar kepada anak. Ia tidak akan mencari daerah diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan

Ingat! Yang sedang anda bentuk yaitu makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan menciptakan anak sakit hati.

Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya ?

 Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam  Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam


Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah bahagia bermain-main (menghibur) dengan belum dewasa dan kadang kala dia memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris kemudian berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu hingga kepadaku akan saya beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya kemudian Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera tiba ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang menciptakan roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah belum dewasa ja’far. Ketika mereka dating, dia menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada dia dikarenakan telah mengetahui ada petaka yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang mengakibatkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang hingga kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata dia mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng wanita berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan dia bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah masakan untuk mereka, kerena bersama-sama mereka sedang sibuk menghadapi petaka kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, dia memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sobat merasa heran alasannya dia menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa bersama-sama ini yaitu air mata seorang mitra yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Tuhan telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak mempunyai rasa kasih sayang, pasti dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, kemudian orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia hingga selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa dia tidak bahagia terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, dia mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan saya menggunakan baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika saya bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka dia berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian dia pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melaksanakan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala dia sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah yaitu anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna usang sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sobat bertanya,” Wahai Rasulullah, bersama-sama anda usang sekali sujud, hingga kami menduga ada sesuatu insiden atau anda sedang mendapatkan wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah saya di tunggangi oleh cucuku, maka saya tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., dia mendengar Al-Husain sedang menangis, maka dia berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu dia memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, bersama-sama saya cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu dia turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. dia memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sobat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, dia melihat banyak anak kecil sedang berman dengan bangga sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan dia tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , kemudian di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah saya sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu yaitu Rasulullah SAW. yang populer sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, kemudian saya di usir dari rumahnya. Sekarang, saya tak mempunyai baju gres dan masakan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kau bila saya menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka eksklusif ia berkata, “mengapa saya tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya suplemen supaya ia tampak lebih gagah, kemudian mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran kemudian bertanya, “Tadi kau menagis, mengapa kini bergembira?” jawab anak itu, tadi saya kelaparan, kini sudah kenyang. Tadi saya tak mempunyai pakaian, kini saya mempunyainya, tadi saya tak punya bapak, kini bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga dia wafat.

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam


Orang bau tanah yang baik yaitu orang bau tanah yang selalu berusaha untuk mendidik anak merekaagar menjadi anak yang soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah sanggup berakibat jelek pada pembentukan huruf anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang sanggup mempengaruhi perkembangan mereka.
 Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam  Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam
Menurut Islam kiprah memelihara anak kita supaya menjadi anak yang beriman yaitu wajib, menyerupai yang tercantum dalam Firman Tuhan Dalam Alquran Surah At Tahrim ayat 6, dengan terjemahan: 
" Wahai orang-orang beriman! Peliharalah diri kau dan keluarga kau dari api neraka yang materi bakarnya terdiri dari insan dan batu...".

Ada beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak berdasarkan islam supaya anak sanggup tumbuh dan menjelma anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Berikut 10 kesalahan orang bau tanah dalam mendidik belum dewasa mereka berdasarkan islam.

1. Memberi didikan yang tidak seimbang

Tidak seimbang antara didikan jasmani (fisik), rohani (keagamaan) dan keilmuan. Saat ini banyak orang bau tanah yang lebih mementingkan pendidikan ilmu (misalnya matematika, ipa, bahasa inggris, dll) dari pada pendidikan keagamaan.

2. Menegur anak secara negatif

Mengeluarkan kata-kata bergairah dan makian kepada belum dewasa dikala kita murka alasannya kesalahan yang diperbuat anak. Janganlah kita membandingkan anak kita dengan saudaranya atau anak orang lain.

3. Tidak tegas dalam mendidik anak

Tidak menjadwalkan kegiatan harian yang positif bagi anak dan terlalu memfokuskan belum dewasa kepada sesuatu acara saja tanpa memperhatikan perasaan mereka.

4. Kurang mengawasi program TV ataupun video yang ditonton anak.

Pengawasan terhadap apa yang ditonton anak sangat penting, kerena dikala ini banyak acara TV menonjolkan watak yang kurang baik, menyerupai pergaulan bebas, pakaian yang tidak sesuai kaidah agama dan perbuatan yang tidak pantas ditonton anak-anak.

5. Tidak mengajarkan kebiasaan yang baik di rumah 

Tidak pernah mengajar anak untuk memberi dan membalas salam, makan bersama, solat berjemaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya. 

6. Kurang memberi sentuhan kepada semua anak.

Rasulullah sering membelai cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:
Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Agra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Agra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Agra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mencintai tidak akan dikasihi."-(Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

7. Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.

Sebagai orang bau tanah kitalah yang akan ditanyakan mengenai belum dewasa kiata di alam abadi kelak. Oleh alasannya itu menjadi kepentingan kita untuk berusaha memastikan belum dewasa terdidik dengan didikan Islam.

8. Bertengkar di depan anak-anak.

Ini akan mengakibatkan belum dewasa tertekan dan membenci salah seorang dari ibu bapaknya.

9. Penampilan diri yang kurang baik dan kurang pantas.

Orang bau tanah tidak menunjukkan cara berpakaian yang pantas dan yang sesuai syariat bila berada di rumah, yaitu berpakaian yang tidak rapih dan seksi di hadapan anak-anak.

10. Membiarkan orang yang tidak baik sikap dan perbuatannya masuk ke dalam rumah kita, balk dari kalangan sobat sendiri ataupun sobat anak-anak.

Hal ini akan memperlihatkan pola yang tidak baik kepada anak-anak.
Demikianlah 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam yang patut kita hindari sebagai orang bau tanah yang berkewajiban mendidik anak kita menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Semoga artikel ini sanggup menjadi tips yang berkhasiat bagi Anda semua. Sekian dan terima kasih.

Itulauh ulasan mengenai Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam, semoga bermanfaat. Baca juga Rahasia Kehidupan, Penyebab, Ciri-ciri, Gejala, Tanda, Cara Mengatasi Kesurupan Jin atau Setan.


Sumber:
1. http://catatdita.tumblr.com/post/36560927230/15-kesalahan-mendidik-anak-dan-cara-islami
2. http://anakmuslim.wordpress.com/pendidikan-anak-dalam-islam/
3. http://myedukasiparenting.blogspot.com//search?q=rahasia-kehidupan-penyebab-ciri-ciri
4. http://myedukasiparenting.blogspot.com//search?q=rahasia-kehidupan-penyebab-ciri-ciri
5. http://myedukasiparenting.blogspot.com//search?q=rahasia-kehidupan-penyebab-ciri-ciri

Sumber http://bagaimana-islam.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak Dalam Islam"

Posting Komentar