Bekal Kematian

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280


BEKAL KEMATIAN adalah bekal yang harus dipersiapkan umat insan selama hidup didunia sebelum datangnya maut yang akan mengahiri kehidupan dalam mempersiapkan bekal kematian.
Kematian niscaya akan terjadi, harta yang kita dapatkan dan jabatan yang kita peroleh, anak istri yang selama hidup menyertai kita semuanya akan meninggalkan kita. Kecuali amalan kita yang akan menyertai kita hingga liang lahat.

Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW yang artinya: “yang mengikuti mayit itu ada tiga,yaitu: keluarga, harta benda dan amal perbuatannya, yang dua kembali dan yang satu akan tetap bersamanya yaitu keluarga dan harta bendanya kembali dan amal perbuatanya tetap bersamanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bekal kematian mirip apa yang harus insan persipkan? Apakah harta kekayaan yang melimpah akan membantu kita kelak diahirat atau malah akan mengakibatkan kita celaka, kemudian bagaimana islam memandang wacana kekayaan? Apakah kita diwajibkan untuk menjadi orang kaya?


Ajaran islam banyak menjelaskan wacana alam Barzah sesudah azal menjemput insan inilah fase awal untuk menuju kehidupan yang abadi,  dan sesudah simpulan zaman terjadi insan akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah dilakukan. Bagi yang beruntung akan mempunyai timbangan amal soleh yang lebih besar maka balasanya surga, namun sebaliknya orang-orang yang tidak beriman dan kufur terhadap nikmat Tuhan akan mendapat akhir neraka. Namun diantara orang kaya dan orang miskin mereka semuanya beriman dan siapakah yang paling berhak terlebih dahulu masuk surga?

Tidak ada yang sanggup dipastikan dalam kehidupan ini kecuali kematian, setinggi apapun pangkat,kedudukan, kekayaan dan ilmu yang ada pada diri insan maka insan tidak akan bisa menghindar dari yang namanya kematian. Namun walaupun maut itu merupakan sesuatu yang pasti, semua insan niscaya akan mengalaminya.

Tapi kenapa insan masih banyak yang lalai dalam mempersiapkan bekal kematian tersebut. Masalah maut sendiri Tuhan telah mengingatkan kepada insan aga jangn lalai dalam mempersiapkan bekal menuju kematian.

Allah mengingatkan insan wacana maut dalam Al-qur’an surat Al-Jum’ah ayat 8 yang artinya: “katakanlah: “sesungguhnya maut yang kau lari daripadanya, maka bekerjsama maut itu akan menemui kamu, kemudian kau akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, kemudian ia beritakan kepadamu apa yang telah kau kerjakan.” (QS. Al-Jum’ah:8)

Seorang penyair arab yang berjulukan Soqhi memperlihatkan nasehat kepada kita wacana maut dalam syairnya: “Persiapkanlah dirimu untuk berbuat takwa, lantaran kalau malam datang, anda tidak bisa menjamin apakah besok pagi masih bisa hidup atau tidak, berapa banyak yang anda lihat, ada orang yang sehat segar bugar, tapi secara mendadak meninggal dunia, namun sebaliknya, banyak pula orang yang penyakitan tapi belum mati-mati.”

Ungkapan nasehat tersebut sanggup kita simpulkan bahwa insan meski mempersiapkan diri menghadapi kematian. Secara umum insan meninggal dalam keadaan sakit, tertimpa musibah, dan dengan cara-cara yang lain tergantung kehendak Tuhan dimana,kapan dan dengan cara apa kita akan dimatikan.

Sudahkah kita mempunyai bekal maut tersebut? Karena itu ketahuilah bahwa bukan maut yang kita sesali atau kita takuti tapi yang harus kita takuti yakni kira-kira apa yang sudah kita persiapkan dalam menghadapi maut tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang artinya: “Berbekalah, dan bekerjsama sebaik-baiknya bekal yakni taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah:197).

Harta benda dan keluarga akan ditinggalkan apabila maut menjemput tapi ada bekal amal yang masih mengalir dan tak akan putus. Rosullullah SAW bersabda yang artinya: “Apabila anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalanya terkecuali tiga perkaya yakni, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini Rosullullah mengajarkan kepada kita wacana bekal kita dalam menghadapi kematian. Tiga kasus amalan yang akan tetap mengalir ketika insan yang sudah meninggal yaitu: 

1. AMAL JARIYAH
Banyak bentuk amal jariyah yang sanggup kita lakukan salah satunya dengan melaksanakan sodakoh. Nilai sodakoh akan bernilai bertambah besar bila kita mau menginfakka apa yang dicintainya. Sebagaimana Tuhan berfirman: “Tidak termasuk satu kebaikan sehingga ia membelanjakan harta yang dicintainya..” (QS. Al-Imran:92).

2. ILMU YANG BERMANFAAT
Dalam islam menuntut ilmu yakni suatu kasus yang wajib yang harus dipenuhi, hingga ada sebuah ungkapan “tuntutlah ilmu sekalipun hingga negeri Cina”. Ada juga sebuah hadis yang menyampaikan bahwa “menuntut ilmu itu wajib hukumnya dari buaian hingga liang lahat” hadis ini menggambarkan kepada insan bahwa dalam islam menuntut ilmu itu mempunyai kawasan tersendiri sehingga para ulama empat mashab beropini menuntut ilmu itu wajib hukumnya. Pepatah Arab menyampaikan yang artinya: “Barang siapa yang menuntut ilmu kemudia ia tidak mengamalkannya, maka ilmunya itu mirip pohon yang tidak berbuah”

Maka dari itulah semua yang kita miliki harus diamalkan, contohnya kita mengetahui wajibnya zakat tapi kita enggan untuk melaksanakannya. Kitapun tau bahwa yang tidak mau menyantuni anak yatim itu merupakan yang mendustakan agama namun justru kita malah menelantarkan anak yatim, ilmu yang bermanfaat selain diamalkan juga diajarkan kepada orang lain.

Lihatlah ilmu para ulama mirip Imam Safi’i dan Imam Ghozali meskipun sedah wafat berabat-abat lamanya tetapi kitab-kitabnya masih dibaca hingga ketika ini. Inilah yang disebut ilmu yang bermanfaat yang akan terus mengalir pahalanya meskipun pemiliknya sudah wafat.

3. ANAK SOLEH YANG MENDOAKAN ORANG TUANYA
Ketika seseorang meninggal, amalan yang akan tetap mengalir pada mayit yakni doa anak soleh, tanpa didikan,arahan dan suritauladan yang baik dari kedua orang tuanya maka jangan berharap kita mendapat anak yang akan mendoakan kita ketika kita sudah wafat. Karena itulah pendidikan dalam keluarga sangat penting untuk mendapat keturunan yang soleh dan soleha yang sanggup mengalirkan pahala ketika orang renta sudah meninggal.

Kita sebagai insan berharap bisa mati dalam keadaan khusnul khotimah dan dalam keadaan dialam Barzah kita mendapat rahmat Allah, maka mulai dari kini berbanyaklah bekal berupa amal soleh sehingga kita bisa membawanya hingga alak Kubur.

Demikianlah pemaparan artikel wacana BEKAL KEMATIAN biar bermanfaat dan biar sesudah membaca artikel ini kita menjdi orang yang lebih waspada dan lebih ulet dalam mempersiapkan bekal maut yang akan kita bawa menghadap illahi robbi.

Sumber http://satuilmusejutaumat.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Bekal Kematian"

Posting Komentar